Pada hari kelima tantangan 10 hari mengenai gaya belajar kali ini, stimulus yang saya berikan untuk diri saya sendiri yaitu dengan melakukan kegiatan membaca. Melanjutkan kegiatan yang sama dengan hari keempat. Tetapi yang saya rasakan hari ini berbeda.
Bab di buku yang sedang saya baca sudah masuk pada praktik yang dilakukan penulis dalam hal pengasuhan anaknya. Oleh karena itu setelah membaca kalimat demi kalimat, saya mencoba membayangkan apa yang dilakukan penulis kepada anaknya seakan saya melakukan hal yang sama terhadap anak saya. Usai selesai membaca dan membayangkan, saya mencoba mempraktekkan langsung apa yang saya pahami dari buku tersebut dan dari hasil yang saya bayangkan. Dari hasil pengamatan tersebut mengindikasikan bahwa gaya belajar saya adalah visual dan kinestetik.
Minggu, 30 April 2017
Sabtu, 29 April 2017
Games#4 Hari#4 Tantangan 10 Hari Kuliah Bunda Sayang IIP
Hari ini sabtu, 29 April 2017 yang merupakan hari ke#4 saya melaksanakan tantangan 10 hari untuk mengamati gaya belajar. Di hari#4 ini stimulasi yang saya lakukan adalah membaca. Kebetulan hari ini suami pulang ke Solo karena hari senin libur jadi lumayan bisa 3 hari memanfaatkan waktu liburan bersama keluarga. Nah sebelum pulang, suami ke gramedia dan membelikan buku untuk saya yang telah saya pesan jauh-jauh hari yaitu Happy Little Soul dari ibuk retnohening.
Ibuk retnohening merupakan ibuk dari kirana. Kirana adalah anak berusia 3 tahun yang masyaAllah ia begitu cerdas, santun, sopan dan imut serta ceria. Saya mengikuti kegiatan kirana yang di posting ibuk di IG @retnohening. Saya pingin tahu cara ibuk mengasuh kirana sehingga menjadikan kirana anak yang cerdas, santun dan setiap kata2 yang dikeluarkan itu menenangkan seperti ia kayak sudah dewasa. Kebetulan ibuk menulis sebuah buku yang diberi Happy Little Soul yang berisi perjalanan ibuk mengasuh kirana. Akhirnya saya pun bercerita ke suami tentang buku itu dan alhamdulillah suamipun membelikan buku itu untuk saya.
Saat buku itu disodorin, langsung saya buka sampul plastiknya dan membuka isinya. Saat dedek tertidur dan saya memiliki kesempatan untuk membaca, saya baca buku itu meskipun saat itu suami sama kakak dan ayahnya sedang mengobrol di samping saya, saya tetap menikmati kata demi kata di buku itu. Dari kegiatan membaca ini, saya jadi tahu bahwa saya bisa membaca di situasi yang tidak tenang dan tidak terpengaruh sehingga dari hasil tersebut bisa disimpulkan bahwa gaya belajar saya visual. Salah satu indikasi dari gaya belajar visual adalah bisa membaca/belajar dalam keributan dan tidak terganggu oleh situasinya.
#Tantanganhari4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP
Ibuk retnohening merupakan ibuk dari kirana. Kirana adalah anak berusia 3 tahun yang masyaAllah ia begitu cerdas, santun, sopan dan imut serta ceria. Saya mengikuti kegiatan kirana yang di posting ibuk di IG @retnohening. Saya pingin tahu cara ibuk mengasuh kirana sehingga menjadikan kirana anak yang cerdas, santun dan setiap kata2 yang dikeluarkan itu menenangkan seperti ia kayak sudah dewasa. Kebetulan ibuk menulis sebuah buku yang diberi Happy Little Soul yang berisi perjalanan ibuk mengasuh kirana. Akhirnya saya pun bercerita ke suami tentang buku itu dan alhamdulillah suamipun membelikan buku itu untuk saya.
Saat buku itu disodorin, langsung saya buka sampul plastiknya dan membuka isinya. Saat dedek tertidur dan saya memiliki kesempatan untuk membaca, saya baca buku itu meskipun saat itu suami sama kakak dan ayahnya sedang mengobrol di samping saya, saya tetap menikmati kata demi kata di buku itu. Dari kegiatan membaca ini, saya jadi tahu bahwa saya bisa membaca di situasi yang tidak tenang dan tidak terpengaruh sehingga dari hasil tersebut bisa disimpulkan bahwa gaya belajar saya visual. Salah satu indikasi dari gaya belajar visual adalah bisa membaca/belajar dalam keributan dan tidak terganggu oleh situasinya.
#Tantanganhari4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP
Jumat, 28 April 2017
Games#4 Hari#3 Tantangan 10 Hari Kuliah Bunda Sayang IIP
Semenjak pasca melahirkan saya tinggal di rumah mertua. Mertua saya yang seorang petani membuatnya sibuk ke sawah di pagi hari sampai ashar sehingga biasanya baru bisa ngobrol selepas maghrib.
Nah di hari k3 tantangan 10 hari kali ini, saya mencoba mengamati diri saya sendiri saat mengobrol. Dari apa yang saya amati ternyata saat mengobrol saya lebih sering menatap lawan bicara saya dan melihat gerak geriknya, tatapan mata saya seakan melihat ke atas dan tangan saya ikut bergerak saat saya berbicara. Dilihat dari hasil pengamatan tersebut, hasilnya masih sama dengan hari sebelumnya yaitu gaya belajar saya salah satunya adalah visual.
#Tantanganhari3
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP
Nah di hari k3 tantangan 10 hari kali ini, saya mencoba mengamati diri saya sendiri saat mengobrol. Dari apa yang saya amati ternyata saat mengobrol saya lebih sering menatap lawan bicara saya dan melihat gerak geriknya, tatapan mata saya seakan melihat ke atas dan tangan saya ikut bergerak saat saya berbicara. Dilihat dari hasil pengamatan tersebut, hasilnya masih sama dengan hari sebelumnya yaitu gaya belajar saya salah satunya adalah visual.
#Tantanganhari3
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP
Kamis, 27 April 2017
Games#4 Hari#2 Tantangan 10 Hari Kuliah Bunda Sayang IIP
Setiap individu itu unik, termasuk di dalamnya adalah anak. Meski dari bapak ibu yang sama, dilahirkan dari rahim yang sama tetapi tetap lahir dengan keunikan masing-masing. Begitu pula yang saya alami. Secara umum, nampaknya gaya belajar saya dan adik2 saya, masing2 pun berbeda-beda.
Ketika kemarin mencoba mengidentifikasi gaya belajar dengan memilih opsi-opsi vak dan saya cenderung pada visual dan kinestetik, di hari kedua ini 27 april saya mencoba menstimulus dengan membaca buku tentang tumbuh kembang anak. Ternyata saya pun tertarik mengamati gambar2nya. Melalui kegiatan yang saya lakukan hari ini, menguatkan bahwa gaya belajar saya salah satunya adalah visual.
#Tantanganhari2
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP
Ketika kemarin mencoba mengidentifikasi gaya belajar dengan memilih opsi-opsi vak dan saya cenderung pada visual dan kinestetik, di hari kedua ini 27 april saya mencoba menstimulus dengan membaca buku tentang tumbuh kembang anak. Ternyata saya pun tertarik mengamati gambar2nya. Melalui kegiatan yang saya lakukan hari ini, menguatkan bahwa gaya belajar saya salah satunya adalah visual.
#Tantanganhari2
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP
Rabu, 26 April 2017
Games#4 Hari#1 Tantangan 10 Hari Kuliah Bunda Sayang IIP
Yeeaay alhamdulillah akhirnya semangat untuk nulis dan menjalani tantangan 10 hari di perkuliahan bunda sayang level 4 kali ini yang berkaitan dengan gaya belajar anak. Setelah beberapa hari berusaha mengunyah materi yang telah diberikan dan berusaha mengumpulkan kembali puing-puing semangat yang mulai berceceran.
Lagi-lagi saya diingatkan akan 2 hal dalam mengikuti kelas ini, KOMITMEN dan KONSISTEN. Saat futur menghantui diri ini atau semangat mulai melempem, cara yang ku lakukan adalah 'mengajak ngobrol' dengan diri sendiri atau istilahnya muhasabah diri.
Nah saat2 yang biasanya saya pilih adalah saat sepertiga malam kayak gini dimana kondisinya sepi dan dedek sudah terlelap. Biasanya saat terbangun tengah malam karena harus ngASI atau dedek pipis/eek, rasanya mata sudah bening dan tidak ngantuk lagi. Nah suasana yamg seperti ini saya gunakan untuk mencerna materi2 dari IIP atau searching2 info seputar per'bayi'an karena sinyal internet lebih mendukung saat jam2 segini.
Berkaitan dengan tantangan 10 hari bunda sayang kali ini, karena usia anak masih 1 bulan jadi belum bisa dijadikan objek pengamatan, akhirnya saya memgamati gaya belajar diri sendiri. Di hari#1 26 April ini untuk mengetahui diri saya lebih dominan gaya belajar seperti apa, aktivitas yang saya lakukan adalah memulainya dengan memilih beberapa opsi sebagai kecenderungan gaya belajar yang diberikan bersamaan materi. Adapun opsi itu adalah sebagai berikut.
Dari opsi diatas, yang menjadi kebiasaan saya ada di 3 kotak warna merah, 2 kotak warna ungu yaitu saat berbicara menggunakan tangan atau gesture dan menyukai pelajaran yang berhubungan dengan praktik, serta 1 kotak warna biru yaitu mengemukakan ide dengan ekspresi kata2/verbal. Dilihat dari hasil pengamatan kebiasaan tersebut, kecenderungan gaya belajar saya adalah visual dan kinestetik.
#tantanganhari1
#gayabelajaranak
#kuliahbunsayiip
Lagi-lagi saya diingatkan akan 2 hal dalam mengikuti kelas ini, KOMITMEN dan KONSISTEN. Saat futur menghantui diri ini atau semangat mulai melempem, cara yang ku lakukan adalah 'mengajak ngobrol' dengan diri sendiri atau istilahnya muhasabah diri.
Nah saat2 yang biasanya saya pilih adalah saat sepertiga malam kayak gini dimana kondisinya sepi dan dedek sudah terlelap. Biasanya saat terbangun tengah malam karena harus ngASI atau dedek pipis/eek, rasanya mata sudah bening dan tidak ngantuk lagi. Nah suasana yamg seperti ini saya gunakan untuk mencerna materi2 dari IIP atau searching2 info seputar per'bayi'an karena sinyal internet lebih mendukung saat jam2 segini.
Berkaitan dengan tantangan 10 hari bunda sayang kali ini, karena usia anak masih 1 bulan jadi belum bisa dijadikan objek pengamatan, akhirnya saya memgamati gaya belajar diri sendiri. Di hari#1 26 April ini untuk mengetahui diri saya lebih dominan gaya belajar seperti apa, aktivitas yang saya lakukan adalah memulainya dengan memilih beberapa opsi sebagai kecenderungan gaya belajar yang diberikan bersamaan materi. Adapun opsi itu adalah sebagai berikut.
Dari opsi diatas, yang menjadi kebiasaan saya ada di 3 kotak warna merah, 2 kotak warna ungu yaitu saat berbicara menggunakan tangan atau gesture dan menyukai pelajaran yang berhubungan dengan praktik, serta 1 kotak warna biru yaitu mengemukakan ide dengan ekspresi kata2/verbal. Dilihat dari hasil pengamatan kebiasaan tersebut, kecenderungan gaya belajar saya adalah visual dan kinestetik.
#tantanganhari1
#gayabelajaranak
#kuliahbunsayiip
Materi#4 Kuliah Bunda Sayang IIP, Memahami Gaya Belajar Anak
_Institut Ibu Profesional_
_Kelas Bunda Sayang Materi #4_
*MEMAHAMI GAYA BELAJAR ANAK, MENDAMPINGI DENGAN BENAR*
Dulu kita adalah anak/murid yang selalu menerima apa saja yang diberikan orangtua/guru kita, apabila ada hal-hal yang belum kita pahami, lebih cenderung diam, tidak berani untuk menanyakan kembali. Karena paradigma yang muncul saat itu, banyak bertanya dianggap bodoh atau mengganggu proses pembelajaran.
Itu baru tingkat pemahaman, guru/orangtua kita sangat sedikit yang mau memahami bagaimana cara kita bisa belajar dengan baik, yang ada kita harus menerima gaya orangtua/guru kita mengajar.
Sehingga anak yang gaya belajarnya tidak sesuai dengan gaya mengajar guru/orangtuanya, akan masuk kategori “siswa dengan tingkat pemahaman rendah” dan kadang mendapat label “bodoh”.
Jaman berubah, dan terus akan berubah. Sudah saatnya kita harus mengubah paradigma baru di dunia pendidikan.
Dari sisi orangtua/pendidik:
*Apabila anak tidak bisa belajar dengan cara/gaya kita mengajar, maka kita harus belajar mengajar dengan cara mereka BISA belajar*
Dari sisi anak/siswa:
*Setiap anak/siswa PASTI BISA belajar dengan baik, setiap anak akan belajar dengan CARA yang BERBEDA*
Sudah saatnya kita belajar memahami gaya belajar anak-anak ( Learning Styles) dan memahami gaya mengajar kita sebagai pendidik ( Teaching Styles ) karena kedua hal tersebut di atas akan berpengaruh pada gaya bekerja kita dan anak-anak ( Working Styles ).
Karena kalau tidak, kita dan anak-anak akan masuk kategori masyarakat buta huruf abad 20, yang didefinisikan Alvin Toffler sbb :
*Mereka yang dikategorikan buta huruf di abad 20 bukanlah individu yang tidak bisa membaca dan menulis, melainkan orang yang tidak mampu belajar, tidak mau belajar dan tidak kembali belajar*
Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang gaya belajar ada baiknya kita memahami terlebih dahulu untuk apa anak-anak ini harus belajar.
Ada 4 hal penting yang menjadi tujuan anak-anak belajar yaitu :
a.Meningkatkan Rasa Ingin Tahu anak ( Intellectual Curiosity)
b. Meningkatkan Daya Kreasi dan Imajinasinya ( Creative Imagination)
c. Mengasah seni / cara anak agar selalu bergairah untuk menemukan sesuatu ( Art of Discovery and Invention)
d.Meningkatkan akhlak mulia anak-anak ( Noble Attitude)
Fokuslah kepada 4 hal tersebut selama mendampingi anak-anak belajar. Buatlah pengamatan secara periodik, apakah rasa ingin tahunya naik bersama kita/selama di sekolah? Apakah kreasi dan imajinasinya berkembang dengan bagus selama bersama kita /selama di sekolah? Apakah anak-anak suka menemukan hal baru, dan keluar *Aha! Moment*( teriakan “Aha! Aku tahu sekarang” atau ekspresi lain yang menunjukkan kebinaran matanya) selama belajar?
Apakah dengan semakin banyaknya ilmu yang anak-anak dapatkan di rumah/di sekolah semakin meningkatkan akhlak mulianya?
Setelah memahami tujuan anak-anak belajar baru kita memasuki tahapan-tahapan memahami berbagai gaya belajar anak-anak.Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan lebih baik.
Gaya belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda.
Modalitas belajar adalah cara informasi masuk ke dalam otak melalui indra yang kita miliki.
Tiga macam modalitas belajar anak:
☘Auditory : modalitas ini mengakses segala macam bunyi, suara, musik, nada, irama, cerita, dialog, dan pemahaman materi pelajaran dengan menjawab atau mendengarkan lagu, syair, dan hal-hal lain yang terkait.
☘ Visual : modalitas ini mengakses citra visual, warna, gambar, catatan, tabel diagram, grafik, serta peta pikiran, dan hal-hal lain yang terkait.
☘ Kinestetik: modalitas ini mengakses segala jenis gerak, aktifitas tubuh, emosi, koordinasi, dan hal-hal lain yang terkait.
Mari kita pahami gaya belajar tersebut secara detil, kita pahami ciri-cirinya dan bagaimana strategi kita untuk mendampingi anak-anak dengan gaya belajarnya masing-masing.
📌GAYA BELAJAR VISUAL ( Belajar dengan cara melihat)
Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi anak yang bergaya belajar visual, mata / penglihatan (visual) memegang peranan penting dalam belajar, dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan ibu/guru sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis.
Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya/ibunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video.
📌 Ciri-ciri gaya belajar visual :
🌷Bicara agak cepat
🌷Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
🌷Tidak mudah terganggu oleh keributan
🌷Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
🌷Lebih suka membaca dari pada dibacakan
🌷Pembaca cepat dan tekun
🌷Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata
🌷Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
🌷Lebih suka musik
🌷Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya.
📌Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :
📝Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
📝Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
📝Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
📝Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
📝Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.
📌GAYA BELAJAR AUDITORI (belajar dengan cara mendengar)
Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara. Anak yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat pendengarannya ), untuk itu maka ibu/ guru sebaiknya harus memperhatikan siswa/anaknya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru/ibu katakan.
Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori dibandngkan dengan mendengarkannya.
Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.
📌Ciri-ciri gaya belajar auditori :
🌷Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri
🌷Penampilan rapi
🌷Mudah terganggu oleh keributan
🌷Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
🌷Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
🌷Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
🌷Biasanya ia pembicara yang fasih
🌷Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
🌷Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
🌷Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
🌷Berbicara dalam irama yang terpola
🌷Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara
📌 Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :
📝Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.
📝Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
📝Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
📝Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
📝Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.
📌 GAYA BELAJAR KINESTETIK (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)
Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Anak yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan
📌 Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :
🌷Berbicara perlahan
🌷Penampilan rapi
🌷Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
🌷Belajar melalui memanipulasi dan praktek
🌷Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
🌷 Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
🌷Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
🌷Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
🌷Menyukai permainan yang menyibukkan
🌷Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu
🌷Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.
📌Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:
📝Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
📝Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
📝Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
📝Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
📝 Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik
Ketika belajar memahami anak-anak, sejatinya kita sedang belajar memahami diri kita sendiri. Apabila bunda semuanya bisa melihat gaya belajar anak-anak karena sering mengamati perkembangan mereka, maka kitapun akan dengan mudah mengamati gaya belajar kita, gaya mengajar kita dan gaya bekerja kita.
Hal ini akan lebih membuat kita bahagia menjalankan proses belajar. Dijamin proses belajar juga tidak akan pernah berhenti dari buaian sampai ke liang lahat.
Anak-anak sangat menyukai bermain, karena energi yang dimunculkan ketika bermain tidak akan pernah habis. Apabila kita bisa memaknai belajar dan bekerja selayaknya anak-anak bermain, sudah dapat dibayangkan betapa asyiknya belajar dan bekerja dalam kehidupan ini. Karena setiap saat anak-anak akan menemukan energi yang terbarukan dalam proses belajarnya dan kita akan mendapatkan energi yang terbarukan dalam proses bekerja.
*Don’t Teach me , I Love to Learn*
Salam Ibu Profesional,
/Tim Fasilitator Bunda Sayang/
📚Sumber Bacaan:
_Gordon Dryden and JeanetteVos, The Learning Revolution, ISBN-13: 978-1929284009_
_Barbara Prashing, The Power of Learning Styles, Kaifa, 2014_
_Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang : Memahami Gaya Belajar Anak, GazaMedia, 2016_
_Kelas Bunda Sayang Materi #4_
*MEMAHAMI GAYA BELAJAR ANAK, MENDAMPINGI DENGAN BENAR*
Dulu kita adalah anak/murid yang selalu menerima apa saja yang diberikan orangtua/guru kita, apabila ada hal-hal yang belum kita pahami, lebih cenderung diam, tidak berani untuk menanyakan kembali. Karena paradigma yang muncul saat itu, banyak bertanya dianggap bodoh atau mengganggu proses pembelajaran.
Itu baru tingkat pemahaman, guru/orangtua kita sangat sedikit yang mau memahami bagaimana cara kita bisa belajar dengan baik, yang ada kita harus menerima gaya orangtua/guru kita mengajar.
Sehingga anak yang gaya belajarnya tidak sesuai dengan gaya mengajar guru/orangtuanya, akan masuk kategori “siswa dengan tingkat pemahaman rendah” dan kadang mendapat label “bodoh”.
Jaman berubah, dan terus akan berubah. Sudah saatnya kita harus mengubah paradigma baru di dunia pendidikan.
Dari sisi orangtua/pendidik:
*Apabila anak tidak bisa belajar dengan cara/gaya kita mengajar, maka kita harus belajar mengajar dengan cara mereka BISA belajar*
Dari sisi anak/siswa:
*Setiap anak/siswa PASTI BISA belajar dengan baik, setiap anak akan belajar dengan CARA yang BERBEDA*
Sudah saatnya kita belajar memahami gaya belajar anak-anak ( Learning Styles) dan memahami gaya mengajar kita sebagai pendidik ( Teaching Styles ) karena kedua hal tersebut di atas akan berpengaruh pada gaya bekerja kita dan anak-anak ( Working Styles ).
Karena kalau tidak, kita dan anak-anak akan masuk kategori masyarakat buta huruf abad 20, yang didefinisikan Alvin Toffler sbb :
*Mereka yang dikategorikan buta huruf di abad 20 bukanlah individu yang tidak bisa membaca dan menulis, melainkan orang yang tidak mampu belajar, tidak mau belajar dan tidak kembali belajar*
Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang gaya belajar ada baiknya kita memahami terlebih dahulu untuk apa anak-anak ini harus belajar.
Ada 4 hal penting yang menjadi tujuan anak-anak belajar yaitu :
a.Meningkatkan Rasa Ingin Tahu anak ( Intellectual Curiosity)
b. Meningkatkan Daya Kreasi dan Imajinasinya ( Creative Imagination)
c. Mengasah seni / cara anak agar selalu bergairah untuk menemukan sesuatu ( Art of Discovery and Invention)
d.Meningkatkan akhlak mulia anak-anak ( Noble Attitude)
Fokuslah kepada 4 hal tersebut selama mendampingi anak-anak belajar. Buatlah pengamatan secara periodik, apakah rasa ingin tahunya naik bersama kita/selama di sekolah? Apakah kreasi dan imajinasinya berkembang dengan bagus selama bersama kita /selama di sekolah? Apakah anak-anak suka menemukan hal baru, dan keluar *Aha! Moment*( teriakan “Aha! Aku tahu sekarang” atau ekspresi lain yang menunjukkan kebinaran matanya) selama belajar?
Apakah dengan semakin banyaknya ilmu yang anak-anak dapatkan di rumah/di sekolah semakin meningkatkan akhlak mulianya?
Setelah memahami tujuan anak-anak belajar baru kita memasuki tahapan-tahapan memahami berbagai gaya belajar anak-anak.Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan lebih baik.
Gaya belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda.
Modalitas belajar adalah cara informasi masuk ke dalam otak melalui indra yang kita miliki.
Tiga macam modalitas belajar anak:
☘Auditory : modalitas ini mengakses segala macam bunyi, suara, musik, nada, irama, cerita, dialog, dan pemahaman materi pelajaran dengan menjawab atau mendengarkan lagu, syair, dan hal-hal lain yang terkait.
☘ Visual : modalitas ini mengakses citra visual, warna, gambar, catatan, tabel diagram, grafik, serta peta pikiran, dan hal-hal lain yang terkait.
☘ Kinestetik: modalitas ini mengakses segala jenis gerak, aktifitas tubuh, emosi, koordinasi, dan hal-hal lain yang terkait.
Mari kita pahami gaya belajar tersebut secara detil, kita pahami ciri-cirinya dan bagaimana strategi kita untuk mendampingi anak-anak dengan gaya belajarnya masing-masing.
📌GAYA BELAJAR VISUAL ( Belajar dengan cara melihat)
Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi anak yang bergaya belajar visual, mata / penglihatan (visual) memegang peranan penting dalam belajar, dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan ibu/guru sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis.
Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya/ibunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video.
📌 Ciri-ciri gaya belajar visual :
🌷Bicara agak cepat
🌷Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
🌷Tidak mudah terganggu oleh keributan
🌷Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
🌷Lebih suka membaca dari pada dibacakan
🌷Pembaca cepat dan tekun
🌷Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata
🌷Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
🌷Lebih suka musik
🌷Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya.
📌Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :
📝Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
📝Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
📝Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
📝Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
📝Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.
📌GAYA BELAJAR AUDITORI (belajar dengan cara mendengar)
Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara. Anak yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat pendengarannya ), untuk itu maka ibu/ guru sebaiknya harus memperhatikan siswa/anaknya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru/ibu katakan.
Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori dibandngkan dengan mendengarkannya.
Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.
📌Ciri-ciri gaya belajar auditori :
🌷Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri
🌷Penampilan rapi
🌷Mudah terganggu oleh keributan
🌷Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
🌷Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
🌷Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
🌷Biasanya ia pembicara yang fasih
🌷Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
🌷Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
🌷Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
🌷Berbicara dalam irama yang terpola
🌷Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara
📌 Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :
📝Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.
📝Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
📝Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
📝Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
📝Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.
📌 GAYA BELAJAR KINESTETIK (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)
Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Anak yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan
📌 Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :
🌷Berbicara perlahan
🌷Penampilan rapi
🌷Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
🌷Belajar melalui memanipulasi dan praktek
🌷Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
🌷 Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
🌷Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
🌷Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
🌷Menyukai permainan yang menyibukkan
🌷Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu
🌷Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.
📌Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:
📝Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
📝Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
📝Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
📝Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
📝 Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik
Ketika belajar memahami anak-anak, sejatinya kita sedang belajar memahami diri kita sendiri. Apabila bunda semuanya bisa melihat gaya belajar anak-anak karena sering mengamati perkembangan mereka, maka kitapun akan dengan mudah mengamati gaya belajar kita, gaya mengajar kita dan gaya bekerja kita.
Hal ini akan lebih membuat kita bahagia menjalankan proses belajar. Dijamin proses belajar juga tidak akan pernah berhenti dari buaian sampai ke liang lahat.
Anak-anak sangat menyukai bermain, karena energi yang dimunculkan ketika bermain tidak akan pernah habis. Apabila kita bisa memaknai belajar dan bekerja selayaknya anak-anak bermain, sudah dapat dibayangkan betapa asyiknya belajar dan bekerja dalam kehidupan ini. Karena setiap saat anak-anak akan menemukan energi yang terbarukan dalam proses belajarnya dan kita akan mendapatkan energi yang terbarukan dalam proses bekerja.
*Don’t Teach me , I Love to Learn*
Salam Ibu Profesional,
/Tim Fasilitator Bunda Sayang/
📚Sumber Bacaan:
_Gordon Dryden and JeanetteVos, The Learning Revolution, ISBN-13: 978-1929284009_
_Barbara Prashing, The Power of Learning Styles, Kaifa, 2014_
_Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang : Memahami Gaya Belajar Anak, GazaMedia, 2016_
Minggu, 02 April 2017
Games#3 Hari#10 Tantangan 10 Hari Kuliah Bunda Sayang IIP
Nikmat yang luar biasa terasa saat setiap saat bersama pasangan. Hari ini bertepatan dengan hari#10 tantangan 10 hari, jatah cuti suami habis dan harus balik ke Jakarta karena senin sudah harus masuk kerja lagi. Tak terasa 4 hari sudah terlewati pasca lahiran. Nano2 adaptasi membersamai putri kami tercinta sangatlah terasa dan menjadi moment yang menguatkan kebersamaan kami serta menjadi media belajar bagi kami untuk menjadi orang tua yang baik. Di saat harus melakukan aktivitas sehari2 dan tetap harus menjaga dedek bayi, kami bergantian dan saling membantu. Entah itu saat harus terbangun di malam hari karena popok basah, dedek pingin asi atau menemani dedek, nyuci popok dll. Suami senantiasa membersamai bahkan saat saya BAK atau mandi suami pun tak segan membersamai karena diawal pasca melahirkan masih terasa sakit. Dan ketika ayah sudah harus kembali ke Jakarta rasanya luar biasa, air mata menetes berkali2. Harus benar2 bisa mengatur waktu dengan baik dan menjaga serta merawat dedek dengan baik. Apalagi saya saat ini berada di rumah mertua. Tetap bagaimanapun, kedekatan antara ortu dan mertua berbeda2. Semoga saya bisa melewati masa ini sampai nanti dedek sudah bisa dibawa ke Jakarta dan berkumpul lagi.
Bersamaan rasa nano2 yang memenuhi ruang hati saya, di hari#10 tantangan 10 hari kuliah bunda sayang IIP kami masih menjalankan family project yang keempat yaitu one day one knowledge dan projek kencleng ramadhan. Adapun ilmu yang kami dapatkan adalah mengenai perawatan bayi yang kami peroleh dari mbah pijat bayi yang memandikan dedek dan memijat dedek tiap hari selama sebulan ke depan. Sedikit demi sedikit kami berusaha terus menimba ilmu dari siapapun tentang perawatan bayi. Semoga ikhtiar kami ini, bisa menjadi bekal untuk merawat dedek dengan baik.
Langganan:
Postingan (Atom)
Scale Up Impact
Assalamu'alaikum Ibu Pembaharu... Pekan kemarin merupakan pekan terakhir perkuliahan di bunsal. Hampir 6 bulan menjalani perkuliahan ini...
-
Kumerayu pada Allah yang tahu isi hatiku dimalam hening aku selalu mengadu Tunjukan padaku… Kuaktifkan radarku mencari sosok yang di...
-
PUBERTY By Rima dan Ani Bismillahirohmanirrohim. Assallamualaikum teman-teman Malam ini saya dan mba Ani akan bertugas presentasi 😊 ...