Usai mandi pagi, saya mengajak azhima bermain di rumah pak lรจk di samping rumah. Pak lรจk masih punya anak kecil umur 1,5 tahun. Abu Quhafah namanya.
Saat kami kesana, abu sedang bermain layang2 yang diikat pada sebuah kayu. Angin lumayan kencang pagi ini membuat layang2 itu bergerak-gerak. Azhima pun tertarik melihatnya.
Pak lรจk pun mengajak abu untuk mamdi. Lalu akhirnya, ku peganglah kayu yang ada layang2nya itu. Azhima 'kroncalan', senana melihat layangan itu bergerak-gerak. Matanya mengikuti kemanapun layangan bergerak.
Saat moment seperti itu, saya pun bertanya ke azhima, 'senang dik? Ini namanya layang-layang azhima. Layang-layang bentuknya belah ketupat'. Ia pun masih asyik menikmati layang2 yang beterbangan tertiup angin. Yeay hari ini kami belajar matematika logis dari mainan layang-layang.
#Tantangan10hari
#GameLevel6
#KuliahBunSayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs
Senin, 31 Juli 2017
Minggu, 30 Juli 2017
Belajar Matematika ala Azhima part#9
Di hari ke-9 tantangan 10 hari game level 6 mengenai stimulasi matematika logis ke anak, saya dan azhima belajar dari chocolate wafer. Saat saya makan wafer, saya ambil satu dan saya tunjukkan ke azhima. 'Azhima, bunda makan wafer coklat. Wafernya bentuk apa ini ya dik', tanyaku. Lalu ku sambung lagi 'ini bentuk balok dik azhima. Ini panjangnya, ini lebarnya dan yang ini tingginya (sambil menunjukkan bagian yang panjang, tinggi dan lebar). Meskipun memang azhima belum bisa memahami tetapi saya berharap memorinya sudah merekam.
#tantangan10hari
#GameLevel6
#KuliahBunSayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs
#tantangan10hari
#GameLevel6
#KuliahBunSayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs
Sabtu, 29 Juli 2017
Belajar Matematika ala Azhima part#8
Di hari ke-8 tantangan 10 hari stimulasi matematika logis, saya dan azhima belajar berhitung dengan menggunakan media anggota tubuh. Karena azhima sering berinteraksi dengan tangannya lalu saya menyanyikan lagu yang saya karang sendiri (asal bunyi ๐) sambil menunjukkan ke azhima anggota tubuh yang saya sebutkan. Begini liriknya...
Dua mata saya
Satu hidung saya
Dua pipi saya, yang kanan dan kiri
Satu mulut saya
Dua telinga saya, yang kanan dan kiri
Dua tangan saya, yang kanan dan kiri
Dua kaki saya..juga kanan dan kiri
Sebelum menyanyikan lagu ini, saya tanya ke azhima 'azhima, ini apa azhima? Sambil nunjuk mata. Ini namanya mata, mata ada dua. Lalu ini hidung, hidung ada satu. Begitulah stimulasi matematika logis hari ini.
#Tantangan10hari
#GameLevel6
#KuliahBunSayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs
Dua mata saya
Satu hidung saya
Dua pipi saya, yang kanan dan kiri
Satu mulut saya
Dua telinga saya, yang kanan dan kiri
Dua tangan saya, yang kanan dan kiri
Dua kaki saya..juga kanan dan kiri
Sebelum menyanyikan lagu ini, saya tanya ke azhima 'azhima, ini apa azhima? Sambil nunjuk mata. Ini namanya mata, mata ada dua. Lalu ini hidung, hidung ada satu. Begitulah stimulasi matematika logis hari ini.
#Tantangan10hari
#GameLevel6
#KuliahBunSayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs
Jumat, 28 Juli 2017
Belajar Matematika ala Azhima part#7
Jum'at hangat begitulah tagline setiap jumat di kelas bunda sayang karena setiap jumat ada suasana yang menghangatkan. Lima peserta kelas bunda sayang diberi kesempatan 1 jam untuk memperkenalkan diri. Nah hari ini tadi, saya diamanahi untuk menggantikan korlan yang berhalangan memandu jum'at hangat. Tetapi saya tidak bisa stand by mengikuti diskusi di kelas. Jika azhima tidur, saya baru bisa menyimak obrolan di kelas bunsay.
Nah disela-sela memandu jum'at hangat tadi, disaat azhima terbangun, saya pun meletakkan hp untuk membersamainya dan bermain2 dengannya. Sambil bermain, tadi saya mengambil jeruk lalu ku tunjukkan ke azhima dan bilang 'dik azhima, lihat yang bunda pegang. Ini namanya buah jeruk (sambil memperlihatkan jeruknya)'. Lalu saya pun mengupasnya dan mengambil 3 sisir buahnya. Saya pun menunjukkan ke azhima dan bilang 'azhima, ini jeruknya ada berapa sisir? Yuk kita hitung yukk...satuu..duaa..tigaaa. Ada tiga azhima. Bunda makan satu yak...nyammm nyaamm..manis azhima jeruknya. Azhima mau? Tanyaku', azhima pun ikut tersenyum. 'Setelah dimakan bunda satu, jeruknya tinggal berapa sisir ya dik azhima? Yuk kita hitung...satuuu..duuua...ya jeruknya tinggal 2 sisir' azhima pun melihat jeruk yang saya tunjukkan. Ini kegiatan stimulasi belajar matematika logis kami hari ini ^_^.
#Tantangan10Hari
#GameLevel6
#KuliahBunSayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs
Nah disela-sela memandu jum'at hangat tadi, disaat azhima terbangun, saya pun meletakkan hp untuk membersamainya dan bermain2 dengannya. Sambil bermain, tadi saya mengambil jeruk lalu ku tunjukkan ke azhima dan bilang 'dik azhima, lihat yang bunda pegang. Ini namanya buah jeruk (sambil memperlihatkan jeruknya)'. Lalu saya pun mengupasnya dan mengambil 3 sisir buahnya. Saya pun menunjukkan ke azhima dan bilang 'azhima, ini jeruknya ada berapa sisir? Yuk kita hitung yukk...satuu..duaa..tigaaa. Ada tiga azhima. Bunda makan satu yak...nyammm nyaamm..manis azhima jeruknya. Azhima mau? Tanyaku', azhima pun ikut tersenyum. 'Setelah dimakan bunda satu, jeruknya tinggal berapa sisir ya dik azhima? Yuk kita hitung...satuuu..duuua...ya jeruknya tinggal 2 sisir' azhima pun melihat jeruk yang saya tunjukkan. Ini kegiatan stimulasi belajar matematika logis kami hari ini ^_^.
#Tantangan10Hari
#GameLevel6
#KuliahBunSayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs
Kamis, 27 Juli 2017
Belajar Matematika ala Azhima part#6
Hari ini nampaknya sedang ingin bersembunyi di balik mendung. Angin sepoi2 pun membawa hawa dingin. Aktivitas seharian ini pun banyak dilakukan di dalam ruangan.
Hari ini kami bermain 'klinting-klinting'. Kami namai klinting-klinting karena bunyinya begitu. Karena akhir-akhir ini azhima sering memegang apapun yang bisa diraihnya dan milestonenya pun diusianya 3 bulan ini tangannya semakin erat memegang. Nah akhirnya saya coba pegangkan mainan itu ke tangan azhima. Dan..alhamdulillah..horey akhirnya mainan itu bisa di pegang azhima.
Setelah bermain-main dengan mainan itu, saya pun bilang ke azhima 'dek mainannya bagus yak? Ini warna merah, putih, kuning dan hijau. Kepala ini bentuknya bola dek azhima. Klu yang di dalam itu bola juga tapi lebih kecil', begitu ungkapku. Azhima pun masih mengamati terus mainan yang berhasil di pegangnya.
#Tantangan10hari
#GameLevel6
#KuliahBunSayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs
Hari ini kami bermain 'klinting-klinting'. Kami namai klinting-klinting karena bunyinya begitu. Karena akhir-akhir ini azhima sering memegang apapun yang bisa diraihnya dan milestonenya pun diusianya 3 bulan ini tangannya semakin erat memegang. Nah akhirnya saya coba pegangkan mainan itu ke tangan azhima. Dan..alhamdulillah..horey akhirnya mainan itu bisa di pegang azhima.
Setelah bermain-main dengan mainan itu, saya pun bilang ke azhima 'dek mainannya bagus yak? Ini warna merah, putih, kuning dan hijau. Kepala ini bentuknya bola dek azhima. Klu yang di dalam itu bola juga tapi lebih kecil', begitu ungkapku. Azhima pun masih mengamati terus mainan yang berhasil di pegangnya.
#Tantangan10hari
#GameLevel6
#KuliahBunSayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs
Rabu, 26 Juli 2017
Belajar Matematika ala Azhima part#5
Membersamai azhima merupakan kenikmatan tersendiri bagiku. Darinya, saya belajar tentang banyak hal. Belajar untuk peka, belajar untuk bersyukur, belajar untuk bersabar dan sebagainya. Waktu saya seharian saya habiskan bersama Azhima karena telah mengambil keputusan untuk fokus bekerja di rumah.
Bermain bersama, mendengarkan canda tawa atau tangisnya menghadirkan makna tersendiri dihati untuk terus melantunkan syukur. Apapun yang ada di lingkungan sekitar, kami jadikan sebagai media bermain sambil belajar. Seperti halnya hari ini saat kami bermain mainan sederhana milik azhima yang berwarna-warni, kami belajar berhitung untuk setiap warnanya.
Saya bilang ke azhima 'nak ini warna kuning, ini warna hijau, ini warna merah, ini warna biru (sambil nunjukin yang saya maksud). Cantik ya nak?'. Lalu ku tanyakan ke azhima 'warna kuning ada berapa ya nak? Yuk kita hitung. Satuuu...duua..tigaa..empaat..liima..enaam...tujuuh...delapan..sembilaan...sepuluh. warna kuning ada sepuluh'. Begitulah kami belajar matematika logis hari ini.
#Tantangan10hari
#GameLevel6
#KuliahBunSayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs
Bermain bersama, mendengarkan canda tawa atau tangisnya menghadirkan makna tersendiri dihati untuk terus melantunkan syukur. Apapun yang ada di lingkungan sekitar, kami jadikan sebagai media bermain sambil belajar. Seperti halnya hari ini saat kami bermain mainan sederhana milik azhima yang berwarna-warni, kami belajar berhitung untuk setiap warnanya.
Saya bilang ke azhima 'nak ini warna kuning, ini warna hijau, ini warna merah, ini warna biru (sambil nunjukin yang saya maksud). Cantik ya nak?'. Lalu ku tanyakan ke azhima 'warna kuning ada berapa ya nak? Yuk kita hitung. Satuuu...duua..tigaa..empaat..liima..enaam...tujuuh...delapan..sembilaan...sepuluh. warna kuning ada sepuluh'. Begitulah kami belajar matematika logis hari ini.
#Tantangan10hari
#GameLevel6
#KuliahBunSayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs
Selasa, 25 Juli 2017
Belajar Matematika ala Azhima part#4
Semilir angin yang menghembuskan hawa2 dingin membuat siang bersama terik mentari berasa sejuk. Aku dan azhima asyik bermain dan bercanda tawa di ruang tengah saat ia terbangun dari tidur paginya.
Bangun nak? Tanyaku saat menyambut senyum khasnya. Saat ia terbangun seringkali lamgsung memasukkan jarinya ke mulut. Lalu akupun bermain2 jari dengannya. Ku tanya azhima 'mana tangan kanan azhima? Mana tangan kiri azhima?' Lalu ku jawab sambil memegang tangan mungilnya 'ini yang kanan dan ini yang kiri'. Ia menyahut dengan senyuman.
Kuulurkan tangan kananku dan dipegang olehnya. Aku bilang ke azhima 'dik azhima, ada berapa jari di tangan kanan bunda ya nak? Yuk kita hitung yuk nak. Satuu..duuua..tiiga..empaat...limaaa'. Ia pun tersenyum lagi. Besuk belajar matematika logis lagi ya nak..hehehe
#Tantangan10hari
#GameLevel6
#KuliahBunSayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs
Bangun nak? Tanyaku saat menyambut senyum khasnya. Saat ia terbangun seringkali lamgsung memasukkan jarinya ke mulut. Lalu akupun bermain2 jari dengannya. Ku tanya azhima 'mana tangan kanan azhima? Mana tangan kiri azhima?' Lalu ku jawab sambil memegang tangan mungilnya 'ini yang kanan dan ini yang kiri'. Ia menyahut dengan senyuman.
Kuulurkan tangan kananku dan dipegang olehnya. Aku bilang ke azhima 'dik azhima, ada berapa jari di tangan kanan bunda ya nak? Yuk kita hitung yuk nak. Satuu..duuua..tiiga..empaat...limaaa'. Ia pun tersenyum lagi. Besuk belajar matematika logis lagi ya nak..hehehe
#Tantangan10hari
#GameLevel6
#KuliahBunSayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs
Senin, 24 Juli 2017
Belajar Matematika ala Azhima part#3
Pagi tadi usai mandi, saya ajak azhima duduk di teras rumah. Datanglah pakde dan bilang mau menjemur kambing-kambingnya yang telah lama ga dijemur. Pakde pun mengambil kambingnya, yang saya hitung berjumlah 9 ekor.
Azhima pun melihat kambing-kambing yang ada di halaman. Lalu saya pun bilang ke azhima, 'dik lihat itu kambingnya banyak ya? Ada berapa dik? Yuk kita hitung yuk? Satuuu, duua, tiiga, empaat, liima, enaam, tuujuh, delapan..sembilaaan. Ada sembilan dik kambingnya, imbuhku (sambil mengangkat tangan azhima sebagai tanda berhasil menghitung)'. Setelah jeda sejenak sambil mengamati gerak gerik kambing-kambing itu, ku bilang ke azhima 'kambingnya besar-besar ya dik ya? Ada berapa ya kambing yang besar? Yuk kita hitung, satuu, duua, tigaa. Iya betul ada tiga kambing yang besar begitu teriakku sambil menatap azhima'.
Itulah aktivitas kami dalam memberikan stimulus matematika logis ke azhima di hari ke-3 game level 6 ini.
#tantangan10hari
#GameLevel6
#KuliahBunSayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs
Azhima pun melihat kambing-kambing yang ada di halaman. Lalu saya pun bilang ke azhima, 'dik lihat itu kambingnya banyak ya? Ada berapa dik? Yuk kita hitung yuk? Satuuu, duua, tiiga, empaat, liima, enaam, tuujuh, delapan..sembilaaan. Ada sembilan dik kambingnya, imbuhku (sambil mengangkat tangan azhima sebagai tanda berhasil menghitung)'. Setelah jeda sejenak sambil mengamati gerak gerik kambing-kambing itu, ku bilang ke azhima 'kambingnya besar-besar ya dik ya? Ada berapa ya kambing yang besar? Yuk kita hitung, satuu, duua, tigaa. Iya betul ada tiga kambing yang besar begitu teriakku sambil menatap azhima'.
Itulah aktivitas kami dalam memberikan stimulus matematika logis ke azhima di hari ke-3 game level 6 ini.
#tantangan10hari
#GameLevel6
#KuliahBunSayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs
Minggu, 23 Juli 2017
Belajar Matematika ala Azhima part#2
Seperti biasanya, azhima tidur pagi sekitaran pukul 09.00 sampai pukul 11.00 terkadang juga hanya sampai pukul 10.00 saja. Saat ia terlelap waktunya emaknya menyelesaikan tugas rumah. Nah kebetulan hari ini hari minggu, bapak ibu libur kerja sehingga pagi ada yang gantiin momong azhima dan saya segera menyelesaikan tugas2 rumah. Sehingga saat azhima tidur pagi, saya bisa menemani duduk di sampingnya sambil makan camilan.
Tadi saat ia terbangun, saya kebetulan sedang ngemil dan azhima menatap saya. Lalu langsung ku ajak bercanda dengan menggunakan wafer stick yang sedang saya makan. Saya bilang ke azhima 'dik, bunda lagi makan wafer dik. Azhima mau tak?' Sambil mengajak ia senyum. Azhimapun masih memperhatikan saya. Saya memegang dua wafer stick, yang satu masih utuh dan yang satu tinggal setengah. Lalu ku bilang ke azhima 'dik azhima, mana yang lebih panjang?' Sambil menunjukkan 2 wafer stick yang saya pegang. Lalu saya pun melanjutkan penjelasan saya, 'dik, yang ini pendek (sambil menunjukkan wafer stick yang tinggal setengah) dan ini yanf lebih panjang (sambil menunjukkan wafer stick yang masih utuh.
Begitulah aktivitas kami menstimulasi matematika logis ke azhima di hari ke-2 tantangan 10 hari ini.
#Tantangan10hari
#KuliahBunSayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs
Sabtu, 22 Juli 2017
Belajar Matematika ala Azhima part#1
Tugas di level#6 kali ini mengenai belajar matematika logis dari lingkungan sekitar dan aktivitas sehari-hari.
Pada tugas level#6 ini untuk pertama kalinya melibatkan Azhima yang sekarang berusia 3 bulan. Meskipun belum bisa memahami secara utuh apa yang saya jelaskan tetapi memorinya sudah bekerja untuk merekam apa yang dilihat dan didengarnya. Sejak usia 0 bulan, saya berusaha untuk tanya jawab dengannya termasuk pula hal-hal yang berkaitan dengan matematika logis. Misalnya saat sedang main bersama jika melihat ayam, saya bilang 'dik, ayamnya banyak ya. Ada berapa itu ya dik. Coba kita hitung yuk..satuu..duua..tiiiga..empaaat..liima dst atau ketika azhima sudah memasuki usia 2 bulan dimana ia sudah mulai mengenal tangannya dengan memasukkan jarinya ke mulut, sebelumnya biasanya ia menatap sejenak tangannya, lalu saya bilang 'dik ada berapa itu jarinya? Hayuuk kita hitung..satuu..duua..tiiga..empaat, liima dst sambil memegang jari mungilnya.
Setiap pagi banyak ayam yang bersliweran di halaman. Azhima sangat suka dengan ayam. Begitupula tadi pagi saat saya ajak keluar rumah, ternyata ada beberapa ayam yang berkumpul di halaman. Lalu seperti biasa saya bilang ke azhima, 'dik, lihat itu ayamnya banyak ya dik ya. Sedang apa itu ya ayamnya? Sedang makan ya dik. Itu ada berapa ayam ya dik? Yuk kita hitung...satuuu...duuaa..tiigaa. Ada tiga ya dik'. Begitulah stimulus yang saya lakukan untuk azhima dalam memahami matematika logis di sekitar. Meskipun percakapan baru satu arah, tetapi saya yakin memori azhima sudah merekamnya. Apalagi saat ini penglihatan dan pendengarannya sudah berfungsi dengan baik dan sudah bisa memberikan respon meski baru berupa ocehan atau senyuman.
#Tantangan10hari
#KuliahBunSayIIP
#IloveMath
#MathAroundUs
Pada tugas level#6 ini untuk pertama kalinya melibatkan Azhima yang sekarang berusia 3 bulan. Meskipun belum bisa memahami secara utuh apa yang saya jelaskan tetapi memorinya sudah bekerja untuk merekam apa yang dilihat dan didengarnya. Sejak usia 0 bulan, saya berusaha untuk tanya jawab dengannya termasuk pula hal-hal yang berkaitan dengan matematika logis. Misalnya saat sedang main bersama jika melihat ayam, saya bilang 'dik, ayamnya banyak ya. Ada berapa itu ya dik. Coba kita hitung yuk..satuu..duua..tiiiga..empaaat..liima dst atau ketika azhima sudah memasuki usia 2 bulan dimana ia sudah mulai mengenal tangannya dengan memasukkan jarinya ke mulut, sebelumnya biasanya ia menatap sejenak tangannya, lalu saya bilang 'dik ada berapa itu jarinya? Hayuuk kita hitung..satuu..duua..tiiga..empaat, liima dst sambil memegang jari mungilnya.
Setiap pagi banyak ayam yang bersliweran di halaman. Azhima sangat suka dengan ayam. Begitupula tadi pagi saat saya ajak keluar rumah, ternyata ada beberapa ayam yang berkumpul di halaman. Lalu seperti biasa saya bilang ke azhima, 'dik, lihat itu ayamnya banyak ya dik ya. Sedang apa itu ya ayamnya? Sedang makan ya dik. Itu ada berapa ayam ya dik? Yuk kita hitung...satuuu...duuaa..tiigaa. Ada tiga ya dik'. Begitulah stimulus yang saya lakukan untuk azhima dalam memahami matematika logis di sekitar. Meskipun percakapan baru satu arah, tetapi saya yakin memori azhima sudah merekamnya. Apalagi saat ini penglihatan dan pendengarannya sudah berfungsi dengan baik dan sudah bisa memberikan respon meski baru berupa ocehan atau senyuman.
#Tantangan10hari
#KuliahBunSayIIP
#IloveMath
#MathAroundUs
Jumat, 21 Juli 2017
Ayook Belajar Matematika...
Matematika? Hmmm...kira-kira ketika mendengar kata 'matematika' apa yang ada dipikiran bunda? Sulit, rumit atau justru menyenangkan.hehe
Matematika seringkali menjadi momok tersendiri bagi anak saat dibangku sekolah. Sampai-sampauli terkadang orang tua pun ikut turun tangan untuk menyesaikan tugasnya dan bahkan ada yang memasukkan anaknya ke bimbingan belajar untuk menambah jam belajar matematika. Nah sebenarnya matematika itu tidak selalunya rumit. Kita bisa mulai mengajarkan anak tentang matematika sejak dini melalui pemberian stimulus matematika logis yang diawali dari hal-hal kecil yang ada di sekitar kita. Mau tahu bagaima caranya? Berikut ulasannya.
*MENSTIMULUS MATEMATIKA LOGIS PADA ANAK*
Semua anak lahir cerdas, masing-masing diberikan potensi dan keunikan yang menjadi jalan mereka untuk cerdas di bidangnya masing-masing. Dua macam kecerdasan dasar yang memicu munculnya kecerdasan yang lain adalah kecerdasan bahasa dan kecerdasan matematis logis. Dimana di dua kecerdasan ini banyak orangtua yang salah menstimulus, tidak paham tujuannya untuk apa, ingin anak-anaknya segera cepat menguasai dua hal tersebut, sehingga banyak diantara anak-anak BISA menguasai dua kecerdasan tersebut tetapi mereka TIDAK SUKA. Sebagaimana kita ketahui di materi sebelumnya bahwa
" *Membuat anak BISA itu mudah, membuatnya SUKA baru tantangan* "
*MATEMATIKA LOGIS*
Pada dasarnya setiap anak dianugerahi kecerdasan matematika logis. Gardner mendefinisikan kecerdasan matematis logis sebagai _kemampuan penalaran ilmiah, perhitungan secara matematis, berpikir logis, penalaran induktif/deduktif, dan ketajaman pola-pola abstrak serta hubungan-hubungan_.
Dapat diartikan juga sebagai *_kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kebutuhan matematika sebagai solusinya_*
Menurut Gardner ada kaitan antara kecerdasan matematika logis dan kecerdasan bahasa. Pada kemampuan matematika, anak menganalisa atau menjabarkan alasan logis, serta kemampuan mengkonstruksi solusi dari persoalan yang timbul. Kecerdasan bahasa diperlukan untuk merunutkan dan menjabarkannya dalam bentuk bahasa.
*CIRI-CIRI ANAK DENGAN KECERDASAN MATEMATIKA LOGIS*
a. Anak gemar bereksplorasi untuk memenuhi rasa ingin tahunya seperti menjelajah setiap sudut
b. Mengamati benda-benda yang unik baginya
c. Hobi mengutak-atik benda serta melakukan uji coba
d. Sering bertanya tentang berbagai fenomena dan menuntut penjelasan logis dari tiap pertanyaan yang diajukan.
e. Suka mengklasifikasikan berbagai benda berdasarkan warna, ukuran, jenis dan lain-lain serta gemar berhitung
Yang sering salah kaprah di dunia pendidikan dan keluarga saat ini adalah buru-buru menstimulus matematika logis anak dengan cara memberikan pelajaran berhitung sejak dini. Padahal berhitung adalah bagian kecil dari sekian banyak stimulus yang harus kita berikan ke anak untuk merangsang kecerdasan matematika logisnya.Dan harus diawali dengan berbagai macam tahapan pijakan sebelumnya.
Yang perlu kita pelajari di Ibu Profesional adalah Bagaimana kita merangsang kecerdasan matematis logis anak sejak usia dini? Bagaimana kita menanamkan konsep matematis logis sejak dini? bukan buru-buru mengajarkan kemampuan berhitung ke anak.
*STIMULASI MATEMATIKA LOGIS DI SEKITAR KITA*
*Bermain Pasir*
Dengan bermain pasir anak sesungguhnya belajar estimasi dengan menuang atau menakar yang kelak semua itu ada dalam matematika.
*Bermain di Dapur*
a.Saat berada di dapur, kita bisa mengenalkan konsep klasifikasi dan pengelompokan yang berkaitan dengan konsep logika matematika, misalnya dengan cara anak diminta mengelompokkan sayuran berdasarkan warna.
b. Mengasah kemampuan berhitung dalam pengoperasian bilangan sederhana, misalnya ketika tiga buah apel dimakan satu buah maka sisanya berapa.
c. Membuat bentuk-bentuk geometri melalui potongan sayuran.
d. Membuat kue bersama, selain dapat menambah keakraban dan kehangatan keluarga, anak-anak juga dapat belajar matematika melalui kegiatan menimbang, menakar, menghitung waktu.
*Belajar di Meja Makan*
Saat dimeja makan pun kita bisa mengajarkan pembagian dengan bertanya pada anak, misalnya supaya kita sekeluarga kebagian semua, roti ini kita potong jadi berapa ya? Lalu bila roti sudah dipotong-potong, angkat satu bagian dan tanyakan seberapa bagiankah itu? Hal ini terkait dengan konsep pecahan.
*Belajar Memahami Kuantitas*
a. ketika melihat akuarium, tanyakan berapa jumlah ikan hias di akuarium tersebut?
b.Ketika duduk di depan ruma atau sedang jalan-jalan, tanyakan berapa jumlah sepeda motor yang lewat dalam jangka waktu 1 menit?
*Belajar mengenalkan konsep perbandingan, kecepatan, konsep panjang dan berat*
a. Menanyakan pada anak roti mana yang ukurannya lebih besar, roti bolu atau donat?
b. Mengenalkan dan menanyakan pada anak, mana yang lebih cepat, mobil atau motor?
c. Mengenalkan dan menanyakan ke anak mana yang lebih tinggi pohon kelapa atau pohon jambu?
d. Menanyakan ke anak mana yang lebih berat, tas kakak atau tas adik?
*Kegiatan di Luar Rumah*
a.Mengajak anak berbelanja
ketika kita mengajak anak berbelanja, libatkan ia dalam transaksi sehingga semakin melatih keterampilan pengoperasian seperti penjumlahan dan pengurangan.
b. Bisa juga dengan permainan toko-tokoan atau pasar-pasaran dengan teman-temannya.
c. Kita juga dapat memberikan anak mainan-mainan yang edukatif seperti balok-balok, tiruan bentuk-bentuk geometri dengan dihubungkan dengan benda-benda disekitar mereka Ada bentuk-bentuk geometri seperti segitiga, segiempat, lingkaran, persegi panjang dan lain-lain. Pengenalan bentuk geometri yang baik, akan membuat anak lebih memahami lingkungannya dengan baik. Saat melihat roda mobil misalnya anak akan tahu kalau bentuknya lingkaran, meja bentuknya segiempat, atap rumah segitiga dan sebagainya.
d. Permainan Tradisional
Permainan-permainan tradisional pun dapat merangsang dan meningkatkan kecerdasan matematis logis anak seperti permainan congklak atau dakon sebagai sarana belajar berhitung, permainan patil lele, permainan lompat tali, permainan engklek dll.
e.Belajar Memecahkan Masalah ( problem solving) melalui mainan
Menyusun lego atau bermain puzzle adalah cara agar anak berlatih menghadapi masalah, tetapi bukan masalah sebenarnya, melainkan sebuah permainan yang harus dikerjakan anak. Masalah yang mengasyikkan yang membuat anak tanpa sadar dilatih untuk memecahkan sebuah masalah. Hal ini akan memperkuat kemampuan anak keluar dari masalah. Misalnya ketika sedang menalikan sepatu, anak akan berusaha menggunakan seluruh kemampuannya untuk menyelesaikan hingga tuntas.
Dengan memberikan stimulus-stimulus tersebut diharapkan anak akan menyukai pelajaran matematika karena matematika ternyata ada disekitar mereka dan mereka mengetahui tujuan belajar matematika. Dengan model stimulus ini anak-anak akan paham makna kabataku (kali, bagi, tambah, kurang) sebagai sebuah proses alamiah sehari-hari, bukan deretan angka yang bikin pusing. Mereka jadi paham bahwa :
Menambah ➡ proses menggabungkan
Mengurangi ➡ proses memisahkan
Mengalikan ➡ proses menambah/menjumlahkan secara berulang.
Membagi ➡ proses mengurangi secara berulang.
Tentu hal ini harus didukung dengan pola pengajaran matematika di rumah dan di sekolah yang menyenangkan, kreatif, kontekstual, realistik, menekankan pada proses dan pemahaman anak dan problem solving (pemecahan masalah).
Kreatif dalam mengenalkan dan mengajarkan konsep matematika serta dengan berbagai macam permainan dan alat peraga yang menarik.
Dengan demikian matematika akan menjadi pelajaran yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu.
_Salam Ibu Profesional_
/ _Tim Fasilitator Bunda Sayang_/
๐Sumber bacaan:
_Hernowo, Menjadi Guru yang Mampu dan Mau Mengajar dengan Menyenangkan, MLC, 2005_
_Howard Gardner, Multiple Intelligence, Gramedia, 2000_
_Septi Peni Wulandani, Jarimatika, Mudah dan Mneyenangkan, Kawan Pustaka, Agromedia, 2009_
Matematika seringkali menjadi momok tersendiri bagi anak saat dibangku sekolah. Sampai-sampauli terkadang orang tua pun ikut turun tangan untuk menyesaikan tugasnya dan bahkan ada yang memasukkan anaknya ke bimbingan belajar untuk menambah jam belajar matematika. Nah sebenarnya matematika itu tidak selalunya rumit. Kita bisa mulai mengajarkan anak tentang matematika sejak dini melalui pemberian stimulus matematika logis yang diawali dari hal-hal kecil yang ada di sekitar kita. Mau tahu bagaima caranya? Berikut ulasannya.
*MENSTIMULUS MATEMATIKA LOGIS PADA ANAK*
Semua anak lahir cerdas, masing-masing diberikan potensi dan keunikan yang menjadi jalan mereka untuk cerdas di bidangnya masing-masing. Dua macam kecerdasan dasar yang memicu munculnya kecerdasan yang lain adalah kecerdasan bahasa dan kecerdasan matematis logis. Dimana di dua kecerdasan ini banyak orangtua yang salah menstimulus, tidak paham tujuannya untuk apa, ingin anak-anaknya segera cepat menguasai dua hal tersebut, sehingga banyak diantara anak-anak BISA menguasai dua kecerdasan tersebut tetapi mereka TIDAK SUKA. Sebagaimana kita ketahui di materi sebelumnya bahwa
" *Membuat anak BISA itu mudah, membuatnya SUKA baru tantangan* "
*MATEMATIKA LOGIS*
Pada dasarnya setiap anak dianugerahi kecerdasan matematika logis. Gardner mendefinisikan kecerdasan matematis logis sebagai _kemampuan penalaran ilmiah, perhitungan secara matematis, berpikir logis, penalaran induktif/deduktif, dan ketajaman pola-pola abstrak serta hubungan-hubungan_.
Dapat diartikan juga sebagai *_kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kebutuhan matematika sebagai solusinya_*
Menurut Gardner ada kaitan antara kecerdasan matematika logis dan kecerdasan bahasa. Pada kemampuan matematika, anak menganalisa atau menjabarkan alasan logis, serta kemampuan mengkonstruksi solusi dari persoalan yang timbul. Kecerdasan bahasa diperlukan untuk merunutkan dan menjabarkannya dalam bentuk bahasa.
*CIRI-CIRI ANAK DENGAN KECERDASAN MATEMATIKA LOGIS*
a. Anak gemar bereksplorasi untuk memenuhi rasa ingin tahunya seperti menjelajah setiap sudut
b. Mengamati benda-benda yang unik baginya
c. Hobi mengutak-atik benda serta melakukan uji coba
d. Sering bertanya tentang berbagai fenomena dan menuntut penjelasan logis dari tiap pertanyaan yang diajukan.
e. Suka mengklasifikasikan berbagai benda berdasarkan warna, ukuran, jenis dan lain-lain serta gemar berhitung
Yang sering salah kaprah di dunia pendidikan dan keluarga saat ini adalah buru-buru menstimulus matematika logis anak dengan cara memberikan pelajaran berhitung sejak dini. Padahal berhitung adalah bagian kecil dari sekian banyak stimulus yang harus kita berikan ke anak untuk merangsang kecerdasan matematika logisnya.Dan harus diawali dengan berbagai macam tahapan pijakan sebelumnya.
Yang perlu kita pelajari di Ibu Profesional adalah Bagaimana kita merangsang kecerdasan matematis logis anak sejak usia dini? Bagaimana kita menanamkan konsep matematis logis sejak dini? bukan buru-buru mengajarkan kemampuan berhitung ke anak.
*STIMULASI MATEMATIKA LOGIS DI SEKITAR KITA*
*Bermain Pasir*
Dengan bermain pasir anak sesungguhnya belajar estimasi dengan menuang atau menakar yang kelak semua itu ada dalam matematika.
*Bermain di Dapur*
a.Saat berada di dapur, kita bisa mengenalkan konsep klasifikasi dan pengelompokan yang berkaitan dengan konsep logika matematika, misalnya dengan cara anak diminta mengelompokkan sayuran berdasarkan warna.
b. Mengasah kemampuan berhitung dalam pengoperasian bilangan sederhana, misalnya ketika tiga buah apel dimakan satu buah maka sisanya berapa.
c. Membuat bentuk-bentuk geometri melalui potongan sayuran.
d. Membuat kue bersama, selain dapat menambah keakraban dan kehangatan keluarga, anak-anak juga dapat belajar matematika melalui kegiatan menimbang, menakar, menghitung waktu.
*Belajar di Meja Makan*
Saat dimeja makan pun kita bisa mengajarkan pembagian dengan bertanya pada anak, misalnya supaya kita sekeluarga kebagian semua, roti ini kita potong jadi berapa ya? Lalu bila roti sudah dipotong-potong, angkat satu bagian dan tanyakan seberapa bagiankah itu? Hal ini terkait dengan konsep pecahan.
*Belajar Memahami Kuantitas*
a. ketika melihat akuarium, tanyakan berapa jumlah ikan hias di akuarium tersebut?
b.Ketika duduk di depan ruma atau sedang jalan-jalan, tanyakan berapa jumlah sepeda motor yang lewat dalam jangka waktu 1 menit?
*Belajar mengenalkan konsep perbandingan, kecepatan, konsep panjang dan berat*
a. Menanyakan pada anak roti mana yang ukurannya lebih besar, roti bolu atau donat?
b. Mengenalkan dan menanyakan pada anak, mana yang lebih cepat, mobil atau motor?
c. Mengenalkan dan menanyakan ke anak mana yang lebih tinggi pohon kelapa atau pohon jambu?
d. Menanyakan ke anak mana yang lebih berat, tas kakak atau tas adik?
*Kegiatan di Luar Rumah*
a.Mengajak anak berbelanja
ketika kita mengajak anak berbelanja, libatkan ia dalam transaksi sehingga semakin melatih keterampilan pengoperasian seperti penjumlahan dan pengurangan.
b. Bisa juga dengan permainan toko-tokoan atau pasar-pasaran dengan teman-temannya.
c. Kita juga dapat memberikan anak mainan-mainan yang edukatif seperti balok-balok, tiruan bentuk-bentuk geometri dengan dihubungkan dengan benda-benda disekitar mereka Ada bentuk-bentuk geometri seperti segitiga, segiempat, lingkaran, persegi panjang dan lain-lain. Pengenalan bentuk geometri yang baik, akan membuat anak lebih memahami lingkungannya dengan baik. Saat melihat roda mobil misalnya anak akan tahu kalau bentuknya lingkaran, meja bentuknya segiempat, atap rumah segitiga dan sebagainya.
d. Permainan Tradisional
Permainan-permainan tradisional pun dapat merangsang dan meningkatkan kecerdasan matematis logis anak seperti permainan congklak atau dakon sebagai sarana belajar berhitung, permainan patil lele, permainan lompat tali, permainan engklek dll.
e.Belajar Memecahkan Masalah ( problem solving) melalui mainan
Menyusun lego atau bermain puzzle adalah cara agar anak berlatih menghadapi masalah, tetapi bukan masalah sebenarnya, melainkan sebuah permainan yang harus dikerjakan anak. Masalah yang mengasyikkan yang membuat anak tanpa sadar dilatih untuk memecahkan sebuah masalah. Hal ini akan memperkuat kemampuan anak keluar dari masalah. Misalnya ketika sedang menalikan sepatu, anak akan berusaha menggunakan seluruh kemampuannya untuk menyelesaikan hingga tuntas.
Dengan memberikan stimulus-stimulus tersebut diharapkan anak akan menyukai pelajaran matematika karena matematika ternyata ada disekitar mereka dan mereka mengetahui tujuan belajar matematika. Dengan model stimulus ini anak-anak akan paham makna kabataku (kali, bagi, tambah, kurang) sebagai sebuah proses alamiah sehari-hari, bukan deretan angka yang bikin pusing. Mereka jadi paham bahwa :
Menambah ➡ proses menggabungkan
Mengurangi ➡ proses memisahkan
Mengalikan ➡ proses menambah/menjumlahkan secara berulang.
Membagi ➡ proses mengurangi secara berulang.
Tentu hal ini harus didukung dengan pola pengajaran matematika di rumah dan di sekolah yang menyenangkan, kreatif, kontekstual, realistik, menekankan pada proses dan pemahaman anak dan problem solving (pemecahan masalah).
Kreatif dalam mengenalkan dan mengajarkan konsep matematika serta dengan berbagai macam permainan dan alat peraga yang menarik.
Dengan demikian matematika akan menjadi pelajaran yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu.
_Salam Ibu Profesional_
/ _Tim Fasilitator Bunda Sayang_/
๐Sumber bacaan:
_Hernowo, Menjadi Guru yang Mampu dan Mau Mengajar dengan Menyenangkan, MLC, 2005_
_Howard Gardner, Multiple Intelligence, Gramedia, 2000_
_Septi Peni Wulandani, Jarimatika, Mudah dan Mneyenangkan, Kawan Pustaka, Agromedia, 2009_
Menstimulasi Anak Suka Membaca
Materi ke #5 Kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional kali ini membahas tentang bagaimana cara menstimulasi anak suka membaca. Seperti yang telah kita ketahui bersama, aktivitas membaca memiliki berbagai dampak positif. Bahkan dalam agama Islam pun ayat suci alquran yang pertama kali turun berupa ajakan membaca. Nah lalu pertanyaannya, kapan anak mulai diajarkan membaca? Bagaimana memulainya? Yuks kita simak ulasan materi bunprof berikut ini.
_MENSTIMULASI ANAK SUKA MEMBACA_
๐ธ๐น๐ธ๐น๐ธ๐น๐ธ๐น
Mari kita mulai dengan bermain peran terlebih dahulu. Bayangkan kita adalah seorang dewasa dengan bahasa yang kita gunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia, belum pernah mengetahui bahasa mandarin kemudian tiba-tiba kita diberi Koran berbahasa mandarin dengan tulisan mandarin semua. Apa yang kebayang di benak kita semua?
Pusing? Tidak tahu maksudnya? Lalu kita hanya melihat-lihat gambarnya saja?
Hal tersebut akan sama halnya dengan anak-anak`yang belum dibiasakan mendengarkan berbagai dialog bahasa ibunya, belum belajar berbicara bahasa ibunya dengan baik, tiba-tiba dihadapkan dengan berbagai cara belajar membaca bahasa ibunya tersebut yang berisi dengan deretan-deretan huruf yang masih asing di benak anak, diminta untuk mengulang-ngulangnya terus menerus dengan harapan anak bisa cepat membaca.
๐ *KETRAMPILAN BERBAHASA*
Sebelum lebih jauh membahas tentang teknik menstimulasi anak membaca kita perlu memahami terlebih dahulu tahapan-tahapan yang perlu dilalui anak-anak dalam meningkatkan ketrampilan berbahasanya.
๐ Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Keterampilan mendengarkan ( listening skills)
b. Ketrampilan Berbicara ( speaking skills)
c. Ketrampilan Membaca ( reading skills)
d. Ketrampilan Menulis ( writing skills)
Keempat tahapan tersebut di atas harus dilalui terlebih dahulu secara matang oleh anak. Sehingga anak yang *BISA MENDENGARKAN* ( Menyimak) komunikasi orang dewasa di sekitarnya dengan baik, pasti *BISA BERBICARA* dengan baik, selama organ pendengaran dan organ pengecapnya berfungsi dengan baik.
Mendengarkan dan berbicara adalah tahap yang sering dilewatkan orangtua dalam menstimulasi anak-anaknya agar suka membaca. Sehingga hal ini mengakibatkan anak yang *BISA MEMBACA, belum tentu terampil mendengarkan dan berbicara dengan baik dalam kehidupan sehari-harinya.*
Padahal dua hal ketrampilan di atas sangatlah penting.
Banyak orang dewasa yang menggegas anaknya untuk bisa cepat-cepat membaca, padahal Anak yang BISA BERBICARA dengan baik, pasti akan BISA MEMBACA dengan baik, tetapi banyak yang mengesampingkan 2 tahap sebelumnya.
Pertanyaan selanjutnya mengapa banyak anak bisa membaca tetapi sangat sedikit yang menghasilkan karya dalam bentuk tulisan, bahkan diantara kita orang dewasapun sangat susah menuangkan gagasan-gagasan kita, apa yang kita baca, kita pelajari dalam bentuk tulisan?
Padahal kalau melihat tahapan di atas anak yang BISA MEMBACA dengan baik pasti akan BISA MENULIS dengan baik.
Mengapa? Karena selama ini anak-anak kita hanya distimulus untuk *BISA* membaca tidak *SUKA MEMBACA*. Sehingga banyak diantara kita BISA MENULIS huruf (melek huruf) tetapi tidak bisa menghasilkan karya dalam bentuk tulisan (
MENULIS KARYA)
Terbukti berdasarkan survey UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia baru 0,001 persen. Artinya dalam seribu masayarakat hanya ada satu masayarakat yang memiliki minat baca. Berdasarkan studi _"Most Littered Nation In the World"_ yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca.
Padahal program membaca ini tidak hanya digencarkan oleh pemerintah dalam program literasinya, melainkan juga sudah diperintahkan di dalam salah satu kitab suci agama yang sebagaian besar dianut oleh bangsa Indonesia. Disana tertulis IQRA’( bacalah), perintah membaca adalah perintah pertama sebelum perintah yang lain turun.
Mengapa kita perlu membaca? Biasanya jawabannya klise yang muncul adalah agar kita bisa menambah wawasan kita, bisa membuka cakrawala dunia dll.
Jawaban di atas baik, tapi ada yang kita lupakan tentang tujuan membaca ini yang jauh lebih penting, yaitu agar anak-anak kita lebih mengenal pencipta nya, karena membaca akan lebih membuat anak-anak mengenal “siapakah dirinya”, maka disitulah dia mengenal siapa Tuhannya.
*MENSTIMULASI ANAK SUKA MEMBACA*
Sekarang kita akan belajar bagaimana tahapan-tahapan agar anak-anak kita *SUKA MEMBACA tidak hanya sekedar BISA. Agar ke depannya mereka SUKA MENULIS.*
๐ผ๐ธ๐ผ๐ธ๐ผ๐ธ
Kita akan memulai dengan berbagai tahap ketrampilan Berbahasa.
๐ *TAHAP MENDENGARKAN*
a. *Sering-seringlah berkomunikasi* dengan anak, baik saat mereka di dalam kandungan, saat mereka belum bisa berbicara dan saat mereka sudah mulai mengeluarkan kata-kata dari mulut kecilnya.
b. Buatlah berbagai *forum keluarga* untuk memperbanyak kesempatan anak mendengarkan berbagai ragam komunikasi orang dewasa di sekitarnya.
c. *Setelkan berbagai lagu anak*, cerita anak yang bisa melatih ketrampilan mendengar mereka.
d. *Bacakan buku-buku anak dengan suara yang keras* agar anak – anak bisa melihat gambar dan telinganya bekerja untuk mendengarkan maksud gambar tersebut.
e. *Sering-seringlah mendongeng/membacakan* buku sebelum anak-anak tidur. Jangan pernah capek, meski anak meminta kita mendongeng/membaca buku yang sama sampai puluhan kali. Begitulah cara menyimak,
๐*TAHAP BERBICARA*
a. Di tahap ini anak belajar berbicara, kita sebagai orang dewasa belajar mendengarkan. Investasikan waktu kita sebanyak mungkin untuk mendengarkan *SUARA ANAK*
b. *Jadilah pendengar yang baik*, disaat anak-anak ingin membacakan buku untuk kita, dengan cara mengarang cerita berdasarkan gambar, apresiasi mereka.
c. Jadilah murid yang baik, disaat anak-anak kita ingin menjadi guru bagi kita, dengan cara *membuat simulasi kelas*, dan dia menjadi guru kecil di depan.
d. *Ajaklah anak-anak bersilaturahim* sesering mungkin, bertemu teman sebayanya dan orang lain yang di atas usianya bahkan di bawah usianya untuk mengasah ketrampilan mendengar dan berbicaranya.
๐*TAHAP MEMBACA*
a. *Tempelkan tulisan-tulisan dan gambar-gambar* yang jelas dan besar di sekitar rumah, terutama tempat-tempat yang sering di singgahi anak-anak
b. *Tempelkan tulisan/kata* pada benda-benda yang ada, misalnya, tempelkan kata- “televisi” pada pesawat televisi.
c. Buatlah *acara membaca bersama* yang seru, misalnya perpustakaan di bawah meja makan
d. Sekali waktu, *ajaklah* anak-anak ke pangkalan buku-buku bekas, pameran buku dan toko buku
e. Siapkan alat perekam dan *rekamlah* suara anak kita yang sedang membaca buku
f. Biasakanlah *surat-menyurat* dengan anak di rumah. Misalnya , dengan menempelkan pesan-pesan di kulkas atau buatlah parsi (papan ekspresi) di rumah
g. Dorong dan ajak anak kita untuk *membaca apapun* label-label pada kemasan makanan, papan reklame dan masih banyak lagi
h. Berikan *buku-buku berilustrasi* tanpa teks. Warna mencolok dan menarik akan merangsang minat untuk membaca, sekaligus membangkitkan rasa ingiin tahunya. Selanjutnya berikan buku full teks dengan ukuran huruf yang besar-besar.
i. *Komik* juga menarik sebagai pemancing rasa ingin tahu dan gairah membaca anak (tentunya perlu selektif dalam memilih komik yang tepat).
j. Ajaklah anak *bertemu* dengan pengarang buku, ilustrator, komikus, penjual buku, bahkan penerbit buku.
k. *Dukung hobi anak* kita dan sangkut pautkan dengan buku.
Misalnya, buku tentang perangko untuk anak yang hobi mengkoleksi perangko, buku cerita tentang boneka untuk anak yang suka boneka dan sebagainya
l. *Budaya baca* bisa ditumbuhkan dari ruang keluarga yang serba ada. Ada buku-buku yang mudah diambil anak, ada mainan anak, ada karya-karya anak dalam satu ruangan tersebut.
m. Ajaklah anak untuk *memilih bukunya sendiri*, tapi tentunya dibawah bimbingan kita agar tidak salah pilih
n. *Contohkan kebiasaan membaca* dan mengkoleksi buku dengan sungguh-sungguh dan konsisten
o. *Buatlah pohon literasi keluarga*, caranya:
๐Masing-masing anggota keluarga memiliki pohon dengan gambar batang dan ranting, tempelkan di dinding.
๐Siapkanlah daun-daunan dari kertas sebanyak mungkin, setiap kali anak-anak selesai membaca, tuliskan judul buku dan pengarangnya di daun tersebut.
๐kemudian tempelkan di pohon dengan nama anak tersebut.
Cara ini bisa untuk melihat seberapa besar minat baca masing-masing anggota keluarga kita, hanya dengan melihat seberapa rimbun daun-daunan di pohon masing-masing.
๐*TAHAP MENULIS*
a. *Siapkan satu bidang tembok* di rumah kita, tempelkan kertas flipchart besar disana dan ijinkan anak-anak untuk menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan atau coretan.
b. Berilah kesempatan dan dorong anak kita untuk *menulis apapun* yang dia lihat, dengar, pegang dan lain-lain
c. *Siapkan buku diary keluarga*, masing-masing anggota keluarga boleh menuliskan perasaaannya di buku diary tersebut, sehingga akan membentuk rangkaian cerita keluarga yang kadang nggak nyambung tapi seru untuk dibaca bersama.
d. *Buat buku jurnal/ buku rasa ingin tahu* anak dari kertas bekas, ijinkan setiap hari anak menuliskan apa yang dia alami apa yang memunculkan rasa ingin tahunya di dalam buku tersebut.
e. *Hiraukanlah* tanda baca, huruf besar, huruf kecil dll, saat anak-anak mulai belajar menulis. Biarkanlah anak merdeka menuangkan isi pikirannya, hasil bacaannya, tanpa terhenti berbagai kaedah –kaedah menulis yang harus mereka pahami. Setelah anak-anak lancar menulis baru setahap demi setahap ajarkanlah berbagai macam kaedah ini.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Fasilitator Bunda Sayang /
Sumber Bacaan :
Kontributor Anatalogi Bunda Sayang, Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang, Gaza Press, 2014
Pengalaman Bunda Septi dalam mengembangkan ketrampilan berbahasa di keluarganya, Wawancara, Kelas Bunda Sayang, Institut Ibu Profesional, 2017
Andi Yudha Asfandiyar. Creative Parenting Today : Cara praktis memicu dan memacu kreatifitas anak melalui pola asuh kreatif. Bandung : Kaifa. 2012
http://www.supernanny.co.uk/Advice/-/Learning-and-Education/-/4-to-13-years/Help.-My-child-doesn’t-like-reading.aspx
_MENSTIMULASI ANAK SUKA MEMBACA_
๐ธ๐น๐ธ๐น๐ธ๐น๐ธ๐น
Mari kita mulai dengan bermain peran terlebih dahulu. Bayangkan kita adalah seorang dewasa dengan bahasa yang kita gunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia, belum pernah mengetahui bahasa mandarin kemudian tiba-tiba kita diberi Koran berbahasa mandarin dengan tulisan mandarin semua. Apa yang kebayang di benak kita semua?
Pusing? Tidak tahu maksudnya? Lalu kita hanya melihat-lihat gambarnya saja?
Hal tersebut akan sama halnya dengan anak-anak`yang belum dibiasakan mendengarkan berbagai dialog bahasa ibunya, belum belajar berbicara bahasa ibunya dengan baik, tiba-tiba dihadapkan dengan berbagai cara belajar membaca bahasa ibunya tersebut yang berisi dengan deretan-deretan huruf yang masih asing di benak anak, diminta untuk mengulang-ngulangnya terus menerus dengan harapan anak bisa cepat membaca.
๐ *KETRAMPILAN BERBAHASA*
Sebelum lebih jauh membahas tentang teknik menstimulasi anak membaca kita perlu memahami terlebih dahulu tahapan-tahapan yang perlu dilalui anak-anak dalam meningkatkan ketrampilan berbahasanya.
๐ Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Keterampilan mendengarkan ( listening skills)
b. Ketrampilan Berbicara ( speaking skills)
c. Ketrampilan Membaca ( reading skills)
d. Ketrampilan Menulis ( writing skills)
Keempat tahapan tersebut di atas harus dilalui terlebih dahulu secara matang oleh anak. Sehingga anak yang *BISA MENDENGARKAN* ( Menyimak) komunikasi orang dewasa di sekitarnya dengan baik, pasti *BISA BERBICARA* dengan baik, selama organ pendengaran dan organ pengecapnya berfungsi dengan baik.
Mendengarkan dan berbicara adalah tahap yang sering dilewatkan orangtua dalam menstimulasi anak-anaknya agar suka membaca. Sehingga hal ini mengakibatkan anak yang *BISA MEMBACA, belum tentu terampil mendengarkan dan berbicara dengan baik dalam kehidupan sehari-harinya.*
Padahal dua hal ketrampilan di atas sangatlah penting.
Banyak orang dewasa yang menggegas anaknya untuk bisa cepat-cepat membaca, padahal Anak yang BISA BERBICARA dengan baik, pasti akan BISA MEMBACA dengan baik, tetapi banyak yang mengesampingkan 2 tahap sebelumnya.
Pertanyaan selanjutnya mengapa banyak anak bisa membaca tetapi sangat sedikit yang menghasilkan karya dalam bentuk tulisan, bahkan diantara kita orang dewasapun sangat susah menuangkan gagasan-gagasan kita, apa yang kita baca, kita pelajari dalam bentuk tulisan?
Padahal kalau melihat tahapan di atas anak yang BISA MEMBACA dengan baik pasti akan BISA MENULIS dengan baik.
Mengapa? Karena selama ini anak-anak kita hanya distimulus untuk *BISA* membaca tidak *SUKA MEMBACA*. Sehingga banyak diantara kita BISA MENULIS huruf (melek huruf) tetapi tidak bisa menghasilkan karya dalam bentuk tulisan (
MENULIS KARYA)
Terbukti berdasarkan survey UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia baru 0,001 persen. Artinya dalam seribu masayarakat hanya ada satu masayarakat yang memiliki minat baca. Berdasarkan studi _"Most Littered Nation In the World"_ yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca.
Padahal program membaca ini tidak hanya digencarkan oleh pemerintah dalam program literasinya, melainkan juga sudah diperintahkan di dalam salah satu kitab suci agama yang sebagaian besar dianut oleh bangsa Indonesia. Disana tertulis IQRA’( bacalah), perintah membaca adalah perintah pertama sebelum perintah yang lain turun.
Mengapa kita perlu membaca? Biasanya jawabannya klise yang muncul adalah agar kita bisa menambah wawasan kita, bisa membuka cakrawala dunia dll.
Jawaban di atas baik, tapi ada yang kita lupakan tentang tujuan membaca ini yang jauh lebih penting, yaitu agar anak-anak kita lebih mengenal pencipta nya, karena membaca akan lebih membuat anak-anak mengenal “siapakah dirinya”, maka disitulah dia mengenal siapa Tuhannya.
*MENSTIMULASI ANAK SUKA MEMBACA*
Sekarang kita akan belajar bagaimana tahapan-tahapan agar anak-anak kita *SUKA MEMBACA tidak hanya sekedar BISA. Agar ke depannya mereka SUKA MENULIS.*
๐ผ๐ธ๐ผ๐ธ๐ผ๐ธ
Kita akan memulai dengan berbagai tahap ketrampilan Berbahasa.
๐ *TAHAP MENDENGARKAN*
a. *Sering-seringlah berkomunikasi* dengan anak, baik saat mereka di dalam kandungan, saat mereka belum bisa berbicara dan saat mereka sudah mulai mengeluarkan kata-kata dari mulut kecilnya.
b. Buatlah berbagai *forum keluarga* untuk memperbanyak kesempatan anak mendengarkan berbagai ragam komunikasi orang dewasa di sekitarnya.
c. *Setelkan berbagai lagu anak*, cerita anak yang bisa melatih ketrampilan mendengar mereka.
d. *Bacakan buku-buku anak dengan suara yang keras* agar anak – anak bisa melihat gambar dan telinganya bekerja untuk mendengarkan maksud gambar tersebut.
e. *Sering-seringlah mendongeng/membacakan* buku sebelum anak-anak tidur. Jangan pernah capek, meski anak meminta kita mendongeng/membaca buku yang sama sampai puluhan kali. Begitulah cara menyimak,
๐*TAHAP BERBICARA*
a. Di tahap ini anak belajar berbicara, kita sebagai orang dewasa belajar mendengarkan. Investasikan waktu kita sebanyak mungkin untuk mendengarkan *SUARA ANAK*
b. *Jadilah pendengar yang baik*, disaat anak-anak ingin membacakan buku untuk kita, dengan cara mengarang cerita berdasarkan gambar, apresiasi mereka.
c. Jadilah murid yang baik, disaat anak-anak kita ingin menjadi guru bagi kita, dengan cara *membuat simulasi kelas*, dan dia menjadi guru kecil di depan.
d. *Ajaklah anak-anak bersilaturahim* sesering mungkin, bertemu teman sebayanya dan orang lain yang di atas usianya bahkan di bawah usianya untuk mengasah ketrampilan mendengar dan berbicaranya.
๐*TAHAP MEMBACA*
a. *Tempelkan tulisan-tulisan dan gambar-gambar* yang jelas dan besar di sekitar rumah, terutama tempat-tempat yang sering di singgahi anak-anak
b. *Tempelkan tulisan/kata* pada benda-benda yang ada, misalnya, tempelkan kata- “televisi” pada pesawat televisi.
c. Buatlah *acara membaca bersama* yang seru, misalnya perpustakaan di bawah meja makan
d. Sekali waktu, *ajaklah* anak-anak ke pangkalan buku-buku bekas, pameran buku dan toko buku
e. Siapkan alat perekam dan *rekamlah* suara anak kita yang sedang membaca buku
f. Biasakanlah *surat-menyurat* dengan anak di rumah. Misalnya , dengan menempelkan pesan-pesan di kulkas atau buatlah parsi (papan ekspresi) di rumah
g. Dorong dan ajak anak kita untuk *membaca apapun* label-label pada kemasan makanan, papan reklame dan masih banyak lagi
h. Berikan *buku-buku berilustrasi* tanpa teks. Warna mencolok dan menarik akan merangsang minat untuk membaca, sekaligus membangkitkan rasa ingiin tahunya. Selanjutnya berikan buku full teks dengan ukuran huruf yang besar-besar.
i. *Komik* juga menarik sebagai pemancing rasa ingin tahu dan gairah membaca anak (tentunya perlu selektif dalam memilih komik yang tepat).
j. Ajaklah anak *bertemu* dengan pengarang buku, ilustrator, komikus, penjual buku, bahkan penerbit buku.
k. *Dukung hobi anak* kita dan sangkut pautkan dengan buku.
Misalnya, buku tentang perangko untuk anak yang hobi mengkoleksi perangko, buku cerita tentang boneka untuk anak yang suka boneka dan sebagainya
l. *Budaya baca* bisa ditumbuhkan dari ruang keluarga yang serba ada. Ada buku-buku yang mudah diambil anak, ada mainan anak, ada karya-karya anak dalam satu ruangan tersebut.
m. Ajaklah anak untuk *memilih bukunya sendiri*, tapi tentunya dibawah bimbingan kita agar tidak salah pilih
n. *Contohkan kebiasaan membaca* dan mengkoleksi buku dengan sungguh-sungguh dan konsisten
o. *Buatlah pohon literasi keluarga*, caranya:
๐Masing-masing anggota keluarga memiliki pohon dengan gambar batang dan ranting, tempelkan di dinding.
๐Siapkanlah daun-daunan dari kertas sebanyak mungkin, setiap kali anak-anak selesai membaca, tuliskan judul buku dan pengarangnya di daun tersebut.
๐kemudian tempelkan di pohon dengan nama anak tersebut.
Cara ini bisa untuk melihat seberapa besar minat baca masing-masing anggota keluarga kita, hanya dengan melihat seberapa rimbun daun-daunan di pohon masing-masing.
๐*TAHAP MENULIS*
a. *Siapkan satu bidang tembok* di rumah kita, tempelkan kertas flipchart besar disana dan ijinkan anak-anak untuk menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan atau coretan.
b. Berilah kesempatan dan dorong anak kita untuk *menulis apapun* yang dia lihat, dengar, pegang dan lain-lain
c. *Siapkan buku diary keluarga*, masing-masing anggota keluarga boleh menuliskan perasaaannya di buku diary tersebut, sehingga akan membentuk rangkaian cerita keluarga yang kadang nggak nyambung tapi seru untuk dibaca bersama.
d. *Buat buku jurnal/ buku rasa ingin tahu* anak dari kertas bekas, ijinkan setiap hari anak menuliskan apa yang dia alami apa yang memunculkan rasa ingin tahunya di dalam buku tersebut.
e. *Hiraukanlah* tanda baca, huruf besar, huruf kecil dll, saat anak-anak mulai belajar menulis. Biarkanlah anak merdeka menuangkan isi pikirannya, hasil bacaannya, tanpa terhenti berbagai kaedah –kaedah menulis yang harus mereka pahami. Setelah anak-anak lancar menulis baru setahap demi setahap ajarkanlah berbagai macam kaedah ini.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Fasilitator Bunda Sayang /
Sumber Bacaan :
Kontributor Anatalogi Bunda Sayang, Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang, Gaza Press, 2014
Pengalaman Bunda Septi dalam mengembangkan ketrampilan berbahasa di keluarganya, Wawancara, Kelas Bunda Sayang, Institut Ibu Profesional, 2017
Andi Yudha Asfandiyar. Creative Parenting Today : Cara praktis memicu dan memacu kreatifitas anak melalui pola asuh kreatif. Bandung : Kaifa. 2012
http://www.supernanny.co.uk/Advice/-/Learning-and-Education/-/4-to-13-years/Help.-My-child-doesn’t-like-reading.aspx
Langganan:
Postingan (Atom)
Scale Up Impact
Assalamu'alaikum Ibu Pembaharu... Pekan kemarin merupakan pekan terakhir perkuliahan di bunsal. Hampir 6 bulan menjalani perkuliahan ini...
-
Kumerayu pada Allah yang tahu isi hatiku dimalam hening aku selalu mengadu Tunjukan padaku… Kuaktifkan radarku mencari sosok yang di...
-
PUBERTY By Rima dan Ani Bismillahirohmanirrohim. Assallamualaikum teman-teman Malam ini saya dan mba Ani akan bertugas presentasi ๐ ...