Resume Materi dan Tanya Jawab
Pekan Ke 2 Kuliah Bunda Sayang
21 Februari 2017
Fasilitator :
Bunda Evi Wiliyanti
Bunda Henifa Andriana
Koordinator :
Bunda Indah Puspita Sari
*Institut Ibu Profesional*
_Materi Bunda Sayang Sesi #2_
*MELATIH KEMANDIRIAN ANAK*
_Mengapa melatih kemandirian anak itu penting?_
Kemandirian anak erat kaitannya dengan rasa percaya diri. Sehingga apabila kita ingin meningktkan rasa percaya diri anak, mulailah dari meningkatkan kemandirian dirinya.
Kemandirian erat kaitannya dengan jiwa merdeka. Karena anak yang mandiri tidak akan pernah bergantung pada orang lain. Jiwa seperti inilah yang kebanyakan dimiliki oleh para enterpreneur, sehingga untuk melatih enterpreneur sejak dini bukan dengan melatih proses jual belinya terlebih dahulu, melainkan melatih kemandiriannya.
Kemandirian membuat anak-anak lebih cepat selesai dengan dirinya, sehingga ia bisa berbuat banyak untuk orang lain.
_Kapan kemandirian mulai dilatihkan ke anak-anak?_
Sejak mereka sudah tidak masuk kategori bayi lagi, baik secara usia maupun secara mental. Secara usia seseorang dikatakan bayi apabila berusia 0-12 bulan, secara mental bisa jadi pola asuh kita membiarkan anak-anak untuk selalu dianggap bayi meski usianya sudah lebih dari 12 bulan.
Bayi usia 0-12 bulan kehidupannya masih sangat tergantung pada orang lain. Sehingga apabila kita madih selalu menolong anak-anak di usia 1 th ke atas, artinya anak-anak tersebut secara usia sudah tidak bayi lagi, tetapi secara mental kita mengkerdilkannya agar tetap menjadi bayi terus.
_Apa saja tolok ukur kemandirian anak-anak?_
💮 Usia 1-3 tahun
Di tahap ini anak-anak berlatih mengontrol dirinya sendiri. Maka sudah saatnya kita melatih anak-anak untuk bisa setahap demi setahap meenyelesaikan urusan untuk dirinya sendiri.
Contoh :
✅Toilet Training
✅Makan sendiri
✅Berbicara jika memerlukan sesuatu
🔑Kunci Orangtua dalam melatih kemandirian anak-anak di usia 1-3 th adalah sbb :
Membersamai anak-anak dalam proses latihan kemandirian, tidak membiarkannya berlatih sendiri.
Mau repot di 6 bulan pertama.
Bersabar, karena biasanya 6 bulan pertama ini orangtua mengalami tantangan yang luar biasa.
Komitmen dan konsisten dengan aturan.
Contoh:
Aturan berbicara :
Di rumah ini hanya yang berbicara baik-baik yang akan sukses mendapatkan apa yang diinginkannya.
Maka jangan pernah loloskan keinginan anak apabila mereka minta sesuatu dengan menangis dan teriak-teriak.
Aturan bermain:
Di rumah ini boleh bermain apa saja, dengan syarat kembalikan mainan yang sudaj tidak dipakai, baru ambil mainan yang lain.
Maka tempatkanlah mainan-mainan dalam tempat yang mudah di ambil anak, klasifikasikan sesuai kelompoknya. Kemudian ajarilah anak-anak, ambil mainan di tempat A, mainkan, kembalikan ke tempatnya, baru ambil mainan di tempat B. Latih terus menerus dan bermainlah bersama anak-anak, jadilah anak-anak yang menjalankan aturan tersebut, jangan berperan menjadi orangtua. Karena anak-anak akan lebih mudah mencontoh temannya. Andalah teman terbaik pertama untuknya.
💮 Anak usia 3-5 th
Anak-anak di usia ini sedang menunjukkan inisiatif besar untuk melakukan kegiatan berdasarkan keinginannya
Contoh :
✅ Anak-anak lebih suka mencontoh perilaku orang dewasa.
✅Ingin melakukan semua kegiatan yang dilakukan oleh orang dewasa di sekitarnya
🔑Kunci Orangtua dalam melatih kemandirian anak di usia 3-5 th adalah sbb :
1. Hargai keinginan anak-anak
2. Jangan buru-buru memberikan pertolongan
3. Terima ketidaksempurnaan
4. Hargai proses, jangan permasalahkan hasil
5. Berbagi peran bersama anak
6. Lakukan dengan proses bermain bersama anak
Contoh :
✅Apabila kita setrika baju besar, berikanlah baju kecil-kecil ke anak.
✅Apabila anda memasak, ajarkanlah ke anak-anak masakan sederhana, sehingga ia sdh bisa menyediakan sarapan untuk dirinya sendiri secara bertahap.
✅Berikanlah peran dalam menyelesaikan kegiatannya, misal manager toilet, jendral sampah dll. Dan jangan pernah ditarget apapun, dan jangan diberikan sebagai tugas dari orangtus.Mereka senang mengerjakan pekerjaannya saja itu sudah sesuatu yang luar biasa.
💮 Anak-anak usia sekolah
Apabila dari usia 1 tahun kita sudah menstimulus kemandirian anak, mka saat anak-anak memasuki usia sekolah, dia akan menjadi pembelajar mandiri. Sudah muncul internal motivation dari dalam dirinya tentang apa saja yang dia perlukan untuk dipelajari dalam kehidupan ini.
⛔Kesalahan fatal orangtua di usia ini adalah terlalu fokus di tugas-tugas sekolah anak, seperti PR sekolah,les pelajaran dll. Sehingga kemandirian anak justru kadang mengalami penurunan dibandingkan usia sebelumnya.
🔑Kunci orangtua dalam melatih kemandirian anak di usia sekolah :
1. Jangan mudah iba dengan beban sekolah anak-anak sehingga semua tugas kemandirian justru dikerjakan oleh orangtuanya.
2. Ijinkan anak menentukan tujuannya sendiri.
3. Percayakan manajemen waktu yang sudah dibuat oleh anak-anak.
4. Kenalkan kesepakatan, konsekuensi dan resiko.
Contoh :
✅Perbanyak membuat permainan yang dibuatnya sendiri ( DIY = Do It Yourself)
✅Dibuatkan kamar sendiri, karena anak-anak yang mahir mengelola kamar tidurnya, akan menjadi pijakan awal kesuksesan ia dalam mengelola rumahnya kelak ketika dewasa.
☘Ketrampilan-ketrampilan dasar yang harus dilatihakan untuk anak-anak usia sekolah ini adalah sbb:
1. Menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya.
2. Ketrampilan Literasi.
3. Mengurus diri sendiri.
4. Berkomunikasi.
5. Melayani.
6. Menghasilkan makanan
7. Perjalanan Mandiri
8. Memakai teknologi
9. Transaksi keuangan
10. Berkarya
💮 3Hal yang diperlukan secara mutlak di orangtua dalam melatih kemandirian anak adalah :
1. Konsistensi
2. Motivasi
3. Teladan
Silakan tengok diri kita sendiri, apakah saat ini kita termasuk orangtua yang mandiri?
💮 Dukungan-dukungan untuk melatih kemandirian anak
1. Rumah harus didesain untuk anak-anak
2. Membuat aturan bersama anak-anak
3. Konsisten dalam melakukan aturan
4. Kenalkan resiko pada anak
5. Berikan tanggung jawab sesuai usia anak
_Ingat, kita tidak akan selamanya bersama anak-anak.Maka melatih kemandirian itu adalah sebuah pilihan hidup bagi keluarga kita_
Salam,
/Tim Fasilitator Bunda Sayang/
_Sumber bacaan_:
_Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang, antologi, gaza media, 2014_
_Septi Peni, Mendidik anak mandiri, pengalaman pribadi, wawancara_
_Aar Sumardiono, Ketrampilan dasar dalam mendidikan anak sukses dan bahagia, rumah inspirasi_
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
_SESI TANYA JAWAB_
1. Bunda Kartini
T : Anak saya usia 1,5 th, disini seharusnya sudah diajarkan makan sendiri. Bagaimana jika anaknya saja susah makan? Kalau tidak sambil bilang apa gitu, tidak masuk makanannya, bagaimana menyiasatinya? Kalau masalah pipis atau bab, dia baru bilang setelah terjadi, tetapi aturan saya setiap 2 jam sekali saya bawa ke kamar mandi, agar dia pipis. Apakah ini sudah termasuk melatih kemandirian anak?
J : Iya bunda Kartini. Makan sendiri dan toilet training adalah bagian dari mengajarkan kemandirian pada anak.
Mengajarkan kemandirian memerlukan proses, mari kita dampingi.
Saya mendapatkan beberapa tips dari buku self help, halo balita, tentang melatih kemandirian makan.
1. Berikan informasi tentang makanan yang sehat dan manfaatnya bagi pertumbuhan.
2. Berikan informasi alat makan dan cara penggunaannya.
3. Ciptakan situasi makan yang menyenangkan.
4. Berikan kesempatan untuk turut serta memilih menu makanan keluarga.
5. Kalau menolak jenis makanan yang penting, sajikan makanan dalam bentuk lain.
6. Makanan disajikan semenarik mungkin.
7. Berikan kesempatan untuk makan sendiri.
8. Berikan pujian.
Kalau tentang toilet training, berdasarkan informasi yang saya dapatkan, setiap anak berbeda-beda mbak" *moment suksesnya* ", hehe..
Ada yang usia 1.5th, bisa kurang dari itu atau lebihnya. Yang penting adalah ibu berani lepas popok dan ibu bersabar menjalani prosesnya.
2. Bunda Nasta
T :
1. Anak saya umur 4 tahun, saya sudah latih kemandirian dengan mengembalikan mainan kalau sudah tidak dimainkan. Saya masih mengingatkan kalau melihat dia sudah ganti permainan. Kalau diingatkan kadang dia mau, kadang tidak mau mengembalikan. Disini saya suka emosi dan ujung-ujungnya jadi agak keras ke dia, bolehkan kita sedikit memaksakan anak demi menegakkan disiplin padanya?
2. Anak saya yang kedua suka berubah-ubah kemauannya, umurnya 2 tahun 8 bln. Kadang mau mandi, pas dimandiin berubah mau main aja. Jadi waktu time out saya paksa dia mandi, dengan tetap menghibur walaupun dia nangis. Bolehkah saya melakukan hal demikian? Atau membiarkan sampai dia luluh dan mau mandi atas kemauannya sendiri.
J : Hal yang perlu kita ingat dalam melatih kemandirian adalah perlu proses, dan anak usia dini memiliki kemampuan menyerap informasi dengan kuat. Mari kita yakinkan diri kita bahwa akan ada moment wow dari anak kita atas kesabaran kita.
Saya boleh share tulisan Abah ihsan ya ?
Agar Mandiri, Anak Butuh Pendampingan
Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari
@abahihsan official page fb
Mandiri itu perlu latihan. Tidak tetiba menuntut anak "sadar!" tanpa ada pembinaan. Banyak orangtua mengatakan pada saya "abahihsan gimana caranya agar anak saya melakukan rutinitas harian tanpa harus "disuruh" atau diingatkan terus?
Atau seperti contoh pertanyaan berikut:
"Abahihsan mau tanya, Kirana 8th perempuan, suka bohong, misalnya belum sikat gigi, bilang sudah. Belum wudhlu, bilang sudah. Belum sholat bilang sudah. Kisaran bohongnya di 3 hal itu abah, apa yang salah aplikasinya ya? Bagaimana solusinya ya abah?"
Menuntut anak sadar dengan sendirinya tanpa pembinaan dan latihan itu seperti menyuruh anak berenang nyebrang sungai yang dalam, padahal Anda sendiri tak pernah mengajarkan atau melatih mereka berenang. Seperti orangtua yang nuntut deviden padahal gak pernah memberi saham.
Semua anak, agar TERBIASA melakukan rutinitas harian itu butuh PEMBIASAAN. Pembiasaan itu membutuh bimbingan, pendampingan, butuh "investasi" waktu orangtua! Pembiasaan yang berulang akan menumbuhkan habbit dan kesadaran.
Karena eh karena parents jika Anda tidak menemani, tidak mendampingi, itu berarti Anda hanya pake remote (perintah lisan). Semua anak melakukan rutinisas itu harusnya didampingi, ditemani, diawasi.
Bahkan dalam perkara sholat sekalipun. Bukan disuruh doang pake mulut. Ketika anak dilatih sholat usia 7 tahun sampai 10 tahun, sesuai SOP Rasulullah, anak seharusnya tidak boleh dibiarkan sholat sendirian. Harus ditemani, didampingi, bahkan ketika ibunya haidh sekalipun. Bukan berarti ibunya yang haidh harus sholat, tidak. Tapi ibunya menunggu, mendampingi anak sholat, memeriksa gerakannya, bacaannya dll. Ini berarti orangtua menganggap perkara besar sampai-sampai aktivitas masak, nyuci, atau apapun dihentikkan saat anak sholat, menemani mereka.
Abah sampe kapan harus dampingi? Bukannya anak jadi tidak mandiri klo didampingi terus?
Mandiri itu gak tiba tiba bro sistah! Harus latihan. Agar anak sholat dengan baik itu tidak tiba-tiba nunggu anak sadar nduk. Ada tarhib, pembiasaan, selain targhib memotivasi. Nah pembiasaan itu membutuhkan pendampingan.
Dari balita sampe usia kira-kira 10 tahun normal didampingi. Setelah 10 barulah gak ada pendampingan pun gpp.
Demikian juga Bagaimana mungkin menuntut kesadaran doang (dibahas tuntas di PDA) untuk anak disiplin dengan sikat gigi mandi dll kalau hanya menggunakan perintah, perintah dan perintah. Kalau saya, temani semua anak, ke kamar mandi dll. Jadikan rutinitas menyenangkan... sambil becanda sikat gigi bareng dll. @abahihsan
- Berikan alternatif pilihan, misalnya mandi 5 menit lagi ya.
- Kenalkan anak pada resiko dan konsekuensi. Misalnya, Ade mandi ya, nanti ditinggal mama pergi kalau tidak mandi tepat waktu.
Catatanya adalah bedakan dengan ancaman. Gimana caranya? Bisa kita lihat dari dari nada kita saat bicara. 🙂
- Lakukan konsekuensi atas apa yang sudah kita sepakati. Agar anak percaya apa yang kita katakan.
3. Bunda Ira
T : Bagaimana cara toilet training untuk anak 5 dan 3 tahun? Apakah benar ada pengaruh susu formula dengan ngompol pada malam hari?
J : Adakah ibu2 yang punya pengalaman? Silakan berbagi.
Yang saya tau, memang ada pengaruh juga dari susu formula. Sumbernya saya cari belum ketemu .
Kalau tentang toilet training, sedikit jawaban ada di pertanyaan no 1
4. Bunda Kusendra Yunika
T : Saya sudah pernah baca terkait kemandirian anak ini. Tapi suami dan keluarga besar punya pendapat yang lain. Menurut suami anak saya 4thn. Masih kecil jadi belum lulus toilet training (masih ngompol kalau m malam). Makan masih minta disuapin. Tidak diijinkan kedapur. Kalau main tidak dirapikan juga tidak masalah. Jadi kalau saya sendiri yang menerapkan jadi berat. Bagaimana ya solusinya? Yang mana solusinya adalah merubah mindset suami dan keluarga. Apalagi ada tante yang nginep dirumah dan selalu memberikan apa yg anak saya mau.
J : Great challenge, ini mba...
Paling tidak memang seiya sekata dengan suami. Sehingga lebih mudah nanti memberikan pengaruh kepada keluarga besar.
Bagaimana komunikasi produktif dengan pasangan? Ada di materi sebelumnya ya.. Sembari meyakinkan keluarga besar.
Yang biasanya saya ingat, anak tidak akan salah mengcopy. Keluarga besar punya pengaruh untuk memberikan copyan, tapi orang tua harus punya magnet lebih besar dibandingkan keluarga besar.
5. Bunda Sari
T : Karena kebiasaan disuapi, maka anak saya yang pertama (4 thn 11 bln) kalau diminta makan sendiri selalu mengeluh dan sering tidak habis... bagaimana memulai untuk mengajarkan kemandiriannya, apakah dengan sedikit ketegasan? karena anak saya sudah bisa berargumen dan kadang bicara "bunda udah gak sayang lagi?" (hanya karena saya tidak menyuapinya).
J : Pinternya lah anaknya mba sari
Jawabannya hampir sama dengan pertanyaan Sebelumnya ya mba.
Anak pasti lapar kalau tidak makan, dan orang tua harus tegas. Tapi, tentu dengan cara yang menyenangkan .
6. Bunda Aini
T : Mengajarkan kemandirian pada anak khususnya balita tidak terlepas dari melatih kedisiplinan, bagaimana caranya agar kita sebagai orang tua dapat mendisiplinkan anak sejak dini tanpa adanya keterpaksaan pada diri anak sehingga dapat memudahkan bagi si anak dalam mengajarkan kemandirian...?
J : Memunculkan kesadaran internal dalam melakukan sesuatu adalah hal yang penting. Sehingga tidak menjadi keterpaksaan pada diri anak.
Untuk usia dini, melatih kedisiplinan tidak bisa dengan cara "militer", tapi harus dengan cara yang menyenangkan dan posisi mengajak.
Misalnya, merapikan mainan. Ibu berpura-pura menjadi semut besar, anak jadi semut kecil. Semut besar mengambil gula/mainan yang besar, semut kecil mengambil gula/mainan kecil.
7. Bunda Leila
T : Terkait memberi contoh kemandirian ke anak, kadang saya sepulang kantor pilih quality time dengan anak, jadi piring gelas kotor bekas makan malam saya misalnya ditaruh dulu... Maunya sih nyucinya nanti setelah anak-anak tidur, tapi sering sudah diambil alih ART... Triknya gimana ya, apa kegiatan cuci piring itu juga kita masukkan ke quality time saja? Tapi karena perhatian kita ke piring dkk, kontak mata rasanya kok berkurang. Kalau yang sehari-hari banyak bersama anak, mungkin terimbangi dengan interaksi di kali lain. Sementara saya sebagai ibu bekerja, waktu untuk komunikasi dengan anak secara fokus perlu diatur dengan baik, itu juga sebagian harus berbagi dengan waktu video call-an dengan suami yang sedang tinggal beda kota. Yang sering terjadi, kalau saya ambil cucian piring gelas, ART (menginap) jadinya main sama anak...sayanya 'cemburu' hehehe. Masih butuh manajemen waktu lebih baik sepertinya ya.
J : Ada yang menganggap cuci baju dan setrika adalah quality time baginya, sehingga dengan meningkatkan jam terbang di ranah tersebut sekarang dia membuka jasa laundry dengan sukses.
Kalau kita review kembali materi di matrikulasi IIP, disana digambarkan bahwa pendidikan anak adalah yang pertama dan utama. Lebih baik outsourcing dalam perkara lain, dan pendidikan serta quality time anak adalah peran utama orang tua.
Bisa juga anak diajak bersama untuk cuci piring, sambil melatih kemandirian anak.
🙂
8. Bunda Mumun
T : Anak saya Ayman 4 thn 4 bln. Kalau di sekolah bisa makan sendiri dengan lahab. Kalau di rumah kok tidak mau makan kalau tidak disuapin. Akhir-akhir ini malah dia susah makan. Kalaupun mau, menunya minta yang tidak ada di meja makan. Kadang minta pakai telor ceplok, trus sama kecap. sudah dibikin ternyata telornya tidak enak, ganti telor dadar saja. Kecap ya tidak enak juga lah.. Apa ada fase nya anak umur segitu suka minta yang aneh-aneh ya? Gimana cara mensikapinya, karena Berat Badan skrg cenderung turun juga.
J : “Fase usia 4 tahun minta aneh2", saya belum pernah baca referensi dan pengalaman tentang itu bunda.
Mungkin ibu2 yang lain ada yang pernah mendapatkan sumber tentang itu?
Yang saya pernah baca, ketika anak mengalami perubahan misal sebelumnya sudah bisa mandiri dalam hal makan dan toilet training kok tiba2 mengalami kemunduran, orang tua diminta untuk mencari penyebabnya dulu bisa jadi karena faktor fisik bisa jadi karena psikis. Faktor fisik misal sakit. Faktor psikis misal sedang mencari perhatian dari orang tua.
Setelah didiagnosa baru bisa dicari solusinya.
9. Bunda Rita Fithradewi
T : Anak anak saya terutama yang 7 dan 5 tahun sudah bisa pakai pakaian sendiri. Ketika mereka di luar bersama ayah mereka, mereka mandiri mulai dari mandi sendiri, ambil baju dan pakai sendiri sampai makan sendiri. Tetapi bila ada saya, ceritanya berbalik. Pertanyaan: Bagaimana anak anak saya tetap bisa melakukan sendiri walaupun ada saya. Sepertinya mereka mengandalkan saya untuk hal tersebut.
J : Apakah kejadian itu selalu atau sekali dua kali saja bunda?
Kalau cuma sekali dua kali tidak apa-apa.
Yang penting memang terus menumbuhkan motivasi internal mereka ketika melakukan kemandirian.
10. Bunda Rimawanti
T : Saya berusaha mengajarkan kemandirian anak sejak kecil, sesuai kemampuan anak. misal anak bungsu yang usia menjelang 3 tahun, dia sudah bisa toilet training (buka celana, buang air kecil, pakai celana lagi). namun adakalanya dia seperti ingin manja/mendapat perhatian, dengan cara BAK harus ditemani atau pun dipakaikan celana.
begitu pula dengan anak saya yang lain.
Bagaimana melihat sikap anak bahwa saat itu mereka hanya mau perhatian saja atau justru pembelajaran yang sudah dikuasai justru mengalami kemunduran?
Adakah tips untuk meningkatkan motivasi anak untuk melakukan sendiri? Apa saja batasan untuk tidak membantu melakukan pekerjaan tersebut?
J : Sama dengan jawaban sebelumnya.
Sebenarnya anak lahir dengan fitrah. Termasuk dalam hal kemandirian. Misalnya diatas usia 3 tahun anak meniru pekerjaan orang dewasa, ingin ikut2an saat kita memasak, ikut nyuci, menyapu; mereka bangga saat bisa melakukan pekerjaan tersebut. Hanya terkadang orang tua yang seringnya terlalu khawatir atau kadang tidak tega. He..
Yang perlu kita lakukan adalah mengawasi dan mempersiapkan jika ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
Misalnya, saat didapur menyiapkan salep dan tepung dingin.
Saat ada gelas pecah:
- pakai sandal
- ambil sapu dan cikrak (apa ya bahasa Indonesia nya, hehe)
- ambil lap basah dan lap semua serpihan kecil
- buang serpihan beserta lap2nya
Batasan untuk tidak membantu adalah saat memang di usia tersebut adalah fase perkembangannya. Contohnya seperti yang ada di materi.
Kalau ibu2 ada tambahan referensi terkait kemandirian anak dan usianya, feel free to share ya.