By : Rita Fitriah Dewi & Winarti
Apa saja tantangan yang kita hadapi saat ini berkaitan dengan gender?
Penyimpangan orientasi seksual
Apa itu fitrah seksualitas?Seberapa pentingkah untuk kita bangkitkan?
Setiap anak lahir dengan fitrahnya masing-masing. Tugas orangtua adalah membangkitkan fitrah yang dimiliki anak, agar fitrah-fitrah tersebut mampu berkembang optimal.
Fitrah seksualitas adalah bagaimana seseorang berpikir, merasa dan bersikap sesuai dengan fitrahnya sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati.
Ada tiga tujuan utama yang ingin dicapai pada pendidikan fitrah seksualitas :
- membuat anak mengerti tentang identitas seksualnya. Anak bisa memahami bahwa dia itu laki-laki ataupun perempuan.
- mengenali peran seksualitas yang ada pada dirinya. Anak mampu menempatkan dirinya sesuai peran seksualitasnya. Seperti cara berbicara, cara berpakaian atau merasa, berpikir dan bertindak. Sehingga anak akan mampu dengan tegas menyatakan "saya laki-laki" atau "saya perempuan".
- mengajarkan anak untuk melindungi dirinya dari kejahatan seksual.
Bagaimana cara membangkitkan fitrah seksualitas pada anak?
Membangkitkan fitrah seksualitas anak bisa dimulai sejak mereka dilahirkan.Pada framework pendidikan berbasis fitrah, membangkitkan fitrah seksualitas pada anak berbeda menurut tahap usia anak masing-masing.
Ada tiga tahapan usia anak yaitu tahap pra latih (0-2 tahun dan 3-6 tahun), tahap pre aqil baligh 1 ( 7-10 tahun) dan tahap pre aqil baligh 2 ( 11-14 tahun).
Bagaimana Solusinya?
- perkuat ketahanan ayah ibu
- menyicil "hutang jiwa" dan merumuskan ulang tujuan pengasuhan kita
- komunikasi produktif (baik, benar dan menyenangkan)
- mengajarkan agama sendiri
- pilihlah teman dan lingkungan yang baik untuk anak kita
Referensi :
1. Harry Santosa, Fitrah Based Education.
2. youtube chanel Diah H Soehadi, https://youtu.be/Kb7zWBolJvM
3. http://www.ummi-online.com/membangkitkan-fitrah-seksualitas-pada-anak-bagian-2.html
Sesi Pertanyaan
1. Mba Eka
Pertanyaan : Mohon penjelasannya mengenai menyicil "hutang jiwa "
Jawab : Jadi itu maksud "hutang jiwa" berhubungan dengan usaha memperbaiki kesalahan2 Ayah Bunda dalam pengasuhan yang sudah lewat.
2. Mba Leila
Pertanyaan : Bagaimana dengan keterampilan tertentu yang kadang identik dengan gender tertentu, seperti memasak, menjahit = urusan perempuan, memompa sepeda, memperbaiki keran = ayah. Apa tetap perlu dikenalkan ke anak sesuai gender tertentu saja, atau tetap apa pun jenis kelaminnya, anak tetap perlu belajar?
Jawab: sependek pemahaman kami, keterampilan bisa diberikan pada anak laki2 atau perempuan misalnya memasak. Dengan tetap memperhatikan tujuan dari keterampilann tersebut maka baik anak laki laki maupun anak perempuan tetap bisa terampil mengerjakannya.
3. Mba Pipit
Pertanyaan : Solusi di poin terakhir adalah: pilihlah teman dan lingkungan yang baik u anak kita.
Bagaimana jika kita ternyta sdh berada di lingkungan yang saya sendiri kadang bilang ke suami "kayaknya anak ini kurang baik deh kalau terus bermain dg anak kita."
Apa sebaiknya kita pilihkan siapa aja anak kita bisa berteman. Atau ttp membiarkan dlu mereka bermain bersama. Dimana dilingkungan saya sendiri anak saya termasuk anak yg paling kecil diantara anak sekitar.
Jawab:
Orang tua sebagai penanggung jawab utama tetap harus memberi ruang yang baik utk mereka bisa bersosialisasi dgn pedampingan dan monitoring melalui komunikasi produktif. Jika ada kejadian yg menyimpang maka kerjasama sesama orang tua utk membicarakan dan mengantisipasi resiko yg berbahaya
Review:
Dari kelompok 2 ini, kami dapat memahami tentang permasalahan yang bisa ditimbulkan berkaitan dengan gender. Oleh karenanya kelompok 2 memaparkan tentang bagaimana caranya membangkitkan fitrah seksualitas pada anak. Tambahan ilmu bagi saya sehingga jadi tahu kapan dan bagaimana menjaga fitrah seksualitas bagi anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar