Selasa, 29 November 2016

Nice Homework #7 Kelas Matrikulasi IIP Jakarta Batch 2

_Bunda produktif tidak selalu dinilai dengan apa yang tertulis dalam angka dan rupiah, melainkan apa yang bisa dinikmati dan dirasakan sebagai sebuah kepuasan hidup, sebuah pengakuan bahwa dirinya bisa menjadi ibu yang bermanfaat bagi banyak orang_

Assalamu'alaikum pembelajar ... 😊
     Seperti pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, setiap selesai materi dalam pertemuan kelas matrikulasi, peserta diberi tugas untuk mengerjakan Nice Homework. Pada NHW #7 kali ini peserta diminta untuk merefleksikan diri untuk menuju tahap bunda produktif. Tahap yang dilakukan pertama adalah mengetahui bakat masing-masing peserta terlebih dahulu melalui tools yang ada pada www.temubakat.com. Pada tahap ini masing-masing peserta akan mengetahui STRENGTH (kekuatannya) yang bisa diasah dan dikembangkan sebagai bekal menuju bunda produktif. Setelah peserta mengetahui STREGTHnya dari hasil test pada web tersebut, peserta dipandu untuk memetakan aktivitas ke dalam 4 kategori yaitu SUKA dan BISA, SUKA dan TIDAK BISA, TIDAK SUKA dan BISA, TIDAK SUKA dan TIDAK BISA.
Para pembelajar bisa lho mencobanya juga...let's try..💪

TAHAPAN MENUJU BUNDA PRODUKTIF

Bunda dan calon bunda yang masih semangat belajar sampai NHW #7. Selamat, anda sudah melampaui tahap demi tahap belajar kita dengan sabar.
Setelah kita berusaha mengetahui diri kita lewat NHW -NHW sebelumnya, kali ini kita akan mengkonfirmasi apa yang sudah kita temukan selama ini dengan tools yang sudah dibuat oleh Abah Rama di Talents Mapping.
Segera cocokkan hasil temu bakat tersebut dengan pengalaman yang sudah pernah teman-teman tulis di NHW#1 – NHW #6
Semua ini ditujukan agar kita bisa masuk di ranah produktif dengan BAHAGIA.

🍀 Ketahuilah tipe kekuatan diri (strenght typology) teman-teman, dengan cara sbb :
1⃣masuk ke www.temubakat.com
2⃣isi nama lengkap anda, dan isi nama organisasi : Ibu Profesional
jawab Questioner yang ada disana, setelah itu download hasilnya

3⃣Amati hasil dan konfirmasi ulang dengan apa yg anda rasakan selama ini.
4⃣ Lampirkan hasil ST30 (Strenght Typology) di Nice Homework #7
🍀 Buatlah kuadran aktivitas anda, boleh lebih dari 1 aktivitas di setiap kuadran
Kuadran 1 : Aktivitas yang anda SUKA dan anda BISA
Kuadran 2 : Aktivitas yang anda SUKA tetapi andaTIDAK BISA
Kuadran 3 : Aktivitas yang anda TIDAK SUKA tetapi anda BISA
Kuadran 4: Aktivitas yang anda TIDAK SUKA dan anda TIDAK BISA

      Alhamdulillah setelah mencoba mengikuti test yang ada di www. temu bakat.com, akhirnya saya pun menemukan STRENGTH saya. Adapun dari hasil test tersebut, potensi kekuatan saya adalah :
1. ANA - ANALYST
2. CAR - CARETAKER
3. COM - COMMUNICATOR
4. EDU - EDUCATOR
5. SER - SERVER
6. TRE - TREASURY
Strength cluster :
1. Thinking 33 %
2. Servicing 33 %
3. Networking 33 %
Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat di http://temubakat.com/st30/index.php/main/result?p=25598b349edc25efbabe8cad1074106f&y=1991&m=04&d=09
atau
file:///C:/Users/v/Downloads/st30_Ismi%20Nur%20Cahyani.pdf
        Dari hasil test temu bakat diatas, setelah saya reflesikan dengan NHW sebelumnya dan apa yang saya alami saat ini sejalan. Pada NHW#1 saya menuliskan ilmu pendidikan anak (parenting) sebagai ilmu yang saya pilih untuk ditekuni di universitas kehidupan ini. Saya memang suka dengan dunia pendidikan, suka dengan dunia anak-anak, kegiatan sosial (kegiatan yang bersifat melayani) dan bidang akuntansi. Kebetulan saat ini saya juga sedang menekuni bidang tersebut yaitu mengajar mata pelajaran ekonomi akuntansi. Saya belajar akuntansi sejak Sekolah Menengah Pertama dan saya sangat tertarik dengan hal-hal yang berkaitan dengan angka-angka itu. Lalu saya lanjutkan di Sekolah Menengah Kejuruan dan Perguruan Tinggi. Di Perguruan Tinggi saya memilih Pendidikan akuntansi karena saya juga sangat suka dengan pendidikan. Saat sekolah maupun kuliah saya sangat suka dengan kegiatan berorganisasi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Bagiku pendidikan dan akuntansi serta kegiatan sosial sangatlah berpengaruh membentuk karakter dalam diriku hingga menjadi diriku seperti saat ini.
       Berkaca dari hasil test temu bakat tersebut, berikut beberapa aktivitas saya yang saya tulis berdasarkan kategorinya.
      Itulah yang bisa saya tuliskan dari hasil analisis saya terhadap diri saya sendiri. Semoga hal ini bisa memacu semangat saya untuk terus mengembangkan potensi kekuatan saya sehingga bisa menjadi bunda produktif. Aamiin

Resume Materi Pertemuan #7 Kelas Matrikulasi IIP Jakarta Batch 2

Assalamu'alaikum pembelajar...😊
Masih semangat belajar? Harus yak..hehe
      Alhamdulillah kita bertemu kembali dalam materi kelas matrikulasi Institut Ibu Profesional Jakarta. Tak terasa kelas matrikulasi yang diselenggarakan oleh IIP Jakarta sudah sampai pada pertemuan #7. Pertemuan demi pertemuan membuat peserta tersemangati untuk memperbaiki diri menuju impian menjadi ibu profesional kebanggan keluarga.
       Seorang perempuan yang sudah memutuskan untuk menikah dan membangun keluarga bersama pasangan hidupnya pastilah akan menjalani peran sebagai ibu rumah tangga. Seperti yang sudah dijelaskan pada pertemuan #6, bahwa semua ibu sama-sama bekerja tetapi ada yang memutuskan untuk bekerja di ranah publik dan ada yang bekerja di ranah domestik (keluarga). Baik bekerja di ranah publik maupun domestik, keduanya memerlukan sebuah profesionalisme dalam penyelesaiannya. Karena apapun yang kita lakukan secara profesional, maka rejekipun akan mengikuti. "Be Profesional, Rejeki Follow", itu kata Ibu Septi Peni Wulandani Founder Institut Ibu Profesional.
     Masing-masing orang sudah diatur rejekinya oleh Allah SWT, sehingga keyakinan dan usahalah yang harus diutamakan untuk menjemputnya. Baik ibu yang bekerja di ranah publik maupun di ranah domestik, masing-masing sudah memiliki rejeki sehingga tak perlu risau oleh hal itu. Meski seringkali ibu yang bekerja di ranah domestik di anggap tidak produktif, tidak bisa mandiri dan lain sebagainya sehingga menciutkan nyali bagi ibu yang mau memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga.
     Berkaitan dengan hal tersebut, pada pertemuan #7 dalam kelas matrikulasi ini berjudul 'Rejeki Itu Pasti, Kemuliaan Harus Dicari'. Hal ini untuk kembali menguatkan nyali ibu rumah tangga untuk menjalankan perannya dan membuktikan bahwa menjadi ibu rumah tangga pun bisa mandiri dan produktif. Berikut ulasan materinya. Selamat membaca ...😊

REJEKI ITU PASTI, KEMULIAAN HARUS DICARI

      Alhamdulillah setelah melewati dua tahapan “Bunda Sayang” dan “Bunda Cekatan” dalam proses pemantasan diri seorang ibu dalam memegang amanah-Nya, kini sampailah kita pada tahapan “Bunda Produktif”.
_Bunda Produktif adalah bunda yang senantiasa menjalani proses untuk menemukan dirinya, menemukan “MISI PENCIPTAAN” dirinya di muka bumi ini, dengan cara menjalankan aktivitas yang membuat matanya “BERBINAR-BINAR "_
      Sehingga muncul semangat yang luar biasa dalam menjalani hidup ini bersama keluarga dan sang buah hati. Para Ibu di kelas Bunda Produktif memaknai semua aktivitas sebagai sebuah proses ikhtiar menjemput rejeki. Mungkin kita tidak tahu dimana rejeki kita, tapi rejeki akan tahu dimana kita berada. Sang Maha Memberi Rejeki sedang memerintahkannya untuk menuju diri kita”
_Allah berjanji menjamin rejeki kita, maka melalaikan ketaatan pada-Nya, mengorbankan amanah-Nya, demi mengkhawatirkan apa yang sudah dijaminnya adalah kekeliruan besar_
Untuk itu Bunda Produktif sesuai dengan value di Ibu Profesional adalah
_bunda yang akan berikhtiar menjemput rejeki, tanpa harus meninggalkan amanah utamanya yaitu anak dan keluarga_
Semua pengalaman para Ibu Profesional di Bunda Produktif ini, adalah bagian aktivitas amalan para bunda untuk meningkatkan sebuah *KEMULIAAN* hidup.
“ Karena REJEKI itu PASTI, KEMULIAAN lah yang harus DICARI "
Apakah dengan aktifnya kita sebagai ibu di dunia produktif akan meningkatkan kemuliaan diri kita, anak-anak dan keluarga? Kalau jawabannya” iya”, lanjutkan. Kalau jawabannya” tidak” kita perlu menguatkan pilar “bunda sayang” dan “bunda cekatan”, sebelum masuk ke pilar ketiga yaitu “bunda produktif”.
Tugas kita sebagai Bunda Produktif bukan untuk mengkhawatirkan rizqi keluarga, melainkan menyiapkan sebuah jawaban “Dari Mana” dan “Untuk Apa” atas setiap karunia yang diberikan untuk anak dan keluarga kita.
Maka
_Bunda produktif di Ibu Profesional tidak selalu dinilai dengan apa yang tertulis dalam angka dan rupiah, melainkan apa yang bisa dinikmati dan dirasakan sebagai sebuah kepuasan hidup, sebuah pengakuan bahwa dirinya bisa menjadi Ibu yang bermanfaat bagi banyak orang_
Menjadi Bunda Produktif, tidak bisa dimaknai sebagai mentawakkalkan rejeki pada pekerjaan kita. Sangat keliru kalau kita sebagai Ibu sampai berpikiran bahwa rejeki yang hadir di rumah ini karena pekerjaan kita.
_Menjadi produktif itu adalah bagian dari ibadah, sedangkan rejeki itu urusan-Nya_
Seorang ibu yang produktif itu agar bisa,
1⃣menambah syukur, 
2⃣menegakkan taat 
3⃣berbagi manfaat.

_Rejeki tidak selalu terletak dalam pekerjaan kita, Allah berkuasa meletakkan sekendak-Nya_
Maka segala yang bunda kerjakan di Bunda Produktif ini adalah sebuah ikhtiar, yang wajib dilakukan dengan sungguh-sungguh (Profesional). 
Ikhtiar itu adalah sebuah laku perbuatan, sedangkan Rejeki adalah urusanNya.
Rejeki itu datangnya dari arah tak terduga, untuk seorang ibu yang menjalankan perannya dengan sungguh-sungguh dan selalu bertaqwa.
Rejeki hanya akan menempuh jalan yang halal, maka para Bunda Produktif perlu menjaga sikap saat menjemputnya,
Ketika sudah mendapatkannya ,jawab pertanyaan berikutnya “ Buat Apa?”. Karena apa yang kita berikan ke anak-anak dan keluarga, halalnya akan dihisab dan haramnya akan diazab.

Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
_Sumber bacaan_:
_Antologi para Ibu Profesional, BUNDA PRODUKTIF, 2014_
_Ahmad Ghozali, Cashflow Muslim, Jakarta, 2010_
_Materi kuliah rutin Ibu Profesional, kelas bunda produktif, Salatiga, 2015_

Rabu, 23 November 2016

Nice Homework #6 Kelas Matrikulasi IIP Jakarta Batch 2

BELAJAR MENJADI MANAJER KELUARGA HANDAL

        Menjadi manajer keluarga yang handal? ehmm, pasti semua ibu mempunyai impian ini, bukan begitu bunda? Jika dalam perusahaan, 1 manajer mengurusi satu bidang saja, beda halnya dengan manajer keluarga yang harus mengurusi berbagai macam 'bidang' yang dibutuhkan dalam sebuah organisasi yang bernama keluarga. Oleh karenanya, seorang ibu profesional harus bisa menghandle berbagai macam tugas rumah, hingga muncul istilah "MOM is Mother Of Multitasking". 
           Ibu berperan menjadi akuntan, pendidik, koki, dokter, cleaning service dan sebagainya. Berbagai peran tersebut tentunya akan menguras waktu, tenaga dan pikiran. Agar peran tersebut tak hanya menjadi rutinitas semata yang akan berujung pada kemunculan keluhan-keluhan maka perlu disusun prioritas yang dituangkan dalam jadwal harian. Melalui materi pertemuan 6 kelas matrikulasi Institut Ibu Profesional ini, peserta terutama saya dibikin tersadar lagi bahwa peran ini tak sekedar rutinitas yang harus dijalankan dan hanya untuk menggugurkan kewajiban saja tetapi lebih dari itu. Peran sebagai manajer keluarga harus dilakukan karena panggilan hati sehingga kita pun bisa menjalankannya dengan sepenuh hati dan sebaik-baiknya (profesional).

      Salah satu langkah untuk menuju impian 'menjadi manajer keluarga handal', peserta kelas matrikulasi dibimbing melalui Nice Homework#6 di bawah ini. Peserta diajak memilih dan memilah aktivitas mana saja yang penting dan menuangkannya dalam jadwal harian. Hal ini bertujuan untuk menemukan peran hidup kita dan mempermudah peran mendampingi anak untuk menemukan peran hidupnya.
Ada hal-hal yang kadang mengganggu proses kita menemukan peran hidup yaitu
*_RUTINITAS_*
Menjalankan pekerjaan rutin yang tidak selesai, membuat kita _Merasa Sibuk_sehingga kadang tidak ada waktu lagi untuk proses menemukan diri.
Maka ikutilah tahapan-tahapan sbb :
1⃣ Tuliskan 3 aktivitas yang paling penting, dan 3 aktivitas yang paling tidak penting
Aktivitas paling penting :
a. Mengurus rumah tangga
b. Belajar ilmu tentang parenting dan perkembangan anaik melalui baca buku, membaca artikel ataupun youtube
c. Diskusi dengan suami
Aktivitas paling tidak penting :
a. Berselancar di media sosial yang sering membuat lupa waktu
b. Membaca berita-berita yang tidak bermanfaat
c. Membuka-buka fp online shop di saat tidak membutuhkan
2⃣Waktu anda selama ini habis untuk kegiatan yang mana?
Selama ini saya merasa waktu saya habis untuk kegiatan yang tidak penting. Meskipun untuk kegiatan yang paling penting juga terlaksana tetapi porsinya masih kecil ketimbang kegiatan yang tidak penting 😢😢😢
3⃣Jadikan 3 aktivitas penting menjadi aktivitas dinamis sehari-hari untuk memperbanyak jam terbang peran hidup anda, tengok NHW sebelumnya ya, agar selaras.
InsyaAllah terus mengusahakannya. Setelah membuat list tugas pada NHW sebelumnya, kegiatan mulai tertata dan serasa terus diingatkan untuk melakukan kegiatan produktif. Jika ada keinginan untuk menunda pekerjaan dan bersantai-santai pada kegiatan yang tidak penting, seperti ada alarm hati yang mengingatkan. Terimakasih atas pencerahannya tim matrikulasi IIP 
4⃣Kemudian kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan “kandang waktu”, dan patuhi cut off time ( misal anda sudah menuliskan bahwa bersih-bersih rumah itu dari jam 05.00-06.00, maka patuhi waktu tersebut)
5⃣Jangan ijinkan agenda yang tidak terencana memenuhi jadwal waktu harian anda.
6⃣Setelah tahap di atas selesai anda tentukan, buatlah jadwal harian yang paling mudah anda kerjakan.
04.30 - 05.30 Sholat subuh dan tilawah bersama suami dilanjutkan diskusi ringan seputar aktivitas yang akan dilakukan
05.30 - 06.30 Menyiapkan sarapan suami dan menyiapkan keperluan kerja suami
06.30 - 07.00 Belanja
07.00 - 08.00 Membereskan rumah, mencuci pakaian dan mandi
08.00 - 08.30 Sholat dhuha dan tilawah
08.30 - 11.00 Membaca buku, membaca artikel atau melihat video di youtube tentang kehamilan, perkembangan anak dan parenting serta ceramah dari ustadz/ah
11.00 - 12.00 Tidur siang
12.00 - 12.45 Sholat dzuhur, makan siang dan ngobrol sama suami via phone
12.45 - 14.00 Membaca materi ajar untuk bahan mengajar
14.00 - 15.00 Memasak dan membereskan rumah
15.00 - 15.30 Sholat Ashar dan bersiap berangkat mengajar
15.30 - 16.00 Perjalanan ke  tempat mengajar
16.00 - 20.30 Mengajar di Bimbel
20.30 - 21.15 Perjalanan pulang
21.15 - 22.00 Menyiapkan makan malam, makan malam bersama dan ngobrol ringan
22.00 - 22.30 Bersiap istirahat sambil berdiskusi evaluasi hari ini bersama suami
22.30 - 04.30 Istirahat
Itulah jadwal aktivitas saya secara umum meski terkadang juga berubah-ubah tetapi urutannya hampir sama.
Setiap akhir pekan, kami ada kegiatan belajar bersama dengan mendengarkan video dari para motivator atau trainer di youtube, terkadang ikut seminar, membedah buku dan juga diskusi sambil berolahraga. Saya saat ini baru hamil anak pertama sehingga masih fokus pada ilmu seputar kehamilan dan perkembangan anak. Tetapi ini juga berkaitan dengan ilmu yang ingin saya dalami dalam universitas kehidupan ini. Semoga saya bisa istiqomah dan konsisten menjalankan komitmen ini.  
7⃣Amati selama satu minggu pertama, apakah terlaksana dengan baik?
kalau tidak segera revisi, kalau baik, lanjutkan sampai dengan 3 bulan.

Resume Materi Pertemuan #6 Kelas Matrikulasi IIP Jakarta Batch 2

IBU MANAJER KELUARGA HANDAL

Motivasi Bekerja Ibu
Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu yang bekerja di ranah domestik. Sedangkan Ibu Bekerja adalah sebutan untuk ibu yang bekerja di ranah publik. Maka melihat definisi di atas, sejatinya semua ibu adalah *_ibu bekerja_* yang wajib professional menjalankan aktivitas di kedua ranah tersebut, baik domestik maupun publik.
Apapun ranah bekerja yang ibu pilih, memerlukan satu syarat yang sama, yaitu
*_kita harus “SELESAI” dengan management rumah tangga kita_*
Kita harus merasakan rumah kita itu lebih nyaman dibandingkan aktivitas dimanapun. Sehingga anda yang memilih sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik, akan lebih professional mengerjakan pekerjaan di rumah bersama anak-anak. Anda yang Ibu Bekerja di ranah publik, tidak akan menjadikan bekerja di publik itu sebagai pelarian ketidakmampuan kita di ranah domestik.
Mari kita tanyakan pada diri sendiri, apakah motivasi kita bekerja ?
🍀Apakah masih *ASAL KERJA*, menggugurkan kewajiban saja?
🍀Apakah didasari sebuah *KOMPETISI* sehingga selalu ingin bersaing dengan orang/ keluarga lain?
🍀Apakah karena *PANGGILAN HATI* sehingga anda merasa ini bagian dari peran anda sebagai Khalifah?
Dasar motivasi tersebut akan sangat menentukan action kita dalam menangani urusan rumah tangga dan pekerjaan kita
.
🍀Kalau anda masih “ASAL KERJA” maka yang terjadi akan mengalami tingkat kejenuhan yang tinggi, anda menganggap pekerjaan ini sebagai beban, dan ingin segera lari dari kenyataan.
🍀Kalau anda didasari “KOMPETISI”, maka yang terjadi anda stress, tidak suka melihat keluarga lain sukses
🍀Kalau anda bekerja karena “PANGGILAN HATI” , maka yang terjadi anda sangat bergairah menjalankan tahap demi tahap pekerjaan yang ada. Setiap kali selesai satu tugas, akan mencari tugas berikutnya, tanpa _MENGELUH_.

Ibu Manajer Keluarga
Peran Ibu sejatinya adalah seorang manager keluarga, maka masukkan dulu di pikiran kita
_Saya Manager Keluarga_
kemudian bersikaplah, berpikirlah selayaknya seorang manager.
🍀Hargai diri anda sebagai manager keluarga, pakailah pakaian yang layak (rapi dan chic) saat menjalankan aktivitas anda sebagai manager keluarga.
🍀Rencanakan segala aktivitas yang akan anda kejakan baik di rumah maupun di ranah publik, patuhi
🍀Buatlah skala prioritas
🍀Bangun Komitmen dan konsistensi anda dalam menjalankannya.

Menangani Kompleksitas Tantangan
Semua ibu, pasti akan mengalami kompleksitas tantangan, baik di rumah maupun di tempat kerja/organisasi, maka ada beberapa hal yang perlu kita praktekkan yaitu :
a. PUT FIRST THINGS FIRST
Letakkan sesuatu yang utama menjadi yang pertama. Kalau buat kita yang utama dan pertama tentulah anak dan suami. - Buatlah perencanaan sesuai skala prioritas anda hari ini - aktifkan fitur gadget anda sebagai organizer dan reminder kegiatan kita.
b.ONE BITE AT A TIME
Apakah itu one bite at a time?
-Lakukan setahap demi setahap -Lakukan sekarang -Pantang menunda dan menumpuk pekerjaan
c. DELEGATING
Delegasikan tugas, yang bisa didelegasikan, entah itu ke anak-anak yang lebih besar atau ke asisten rumah tangga kita.
*_ Ingat anda adalah manager, bukan menyerahkan begitu saja tugas anda ke orang lain, tapi anda buat panduannya, anda latih, dan biarkan orang lain patuh pada aturan anda_*
_Latih-percayakan-kerjakan-ditingkatkan-latihlagi-percayakan lagi-ditingkatkan lagi begitu seterusnya_
Karena pendidikan anak adalah dasar utama aktivitas seorang ibu, maka kalau anda memiliki pilihan untuk urusan delegasi pekerjaan ibu ini, usahakan pilihan untuk mendelegasikan pendidikan anak ke orang lain adalah pilihan paling akhir.

Perkembangan Peran
Kadang ada pertanyaan, sudah berapa lama jadi ibu? Kalau sudah melewati 10.000 jam terbang seharusnya kita sudah menjadi seorang ahli di bidang manajemen kerumahtanggaan. Tetapi mengapa tidak? Karena selama ini kita masih
*_SEKEDAR MENJADI IBU_*
Ada beberapa hal yang bisa bunda lakukan ketika ingin meningkatkan kualitas bunda agar tidak sekedar menjadi ibu lagi, antara lain:
🍀Mungkin saat ini kita adalah kasir keluarga, setiap suami gajian, terima uang, mencatat pengeluaran, dan pusing kalau uang sudah habis, tapi gajian bulan berikutnya masih panjang.
Maka tingkatkan ilmu di bidang perencanaan keuangan, sehingga sekarang bisa menjadi “managjer keuangan keluarga.
🍀Mungkin kita adalah seorang koki keluarga, tugasnya memasak keperluan makan keluarga. Dan masih sekedar menggugurkan kewajiban saja. Bahwa ibu itu ya sudah seharusnya masak.Sudah itu saja, hal ini membuat kita jenuh di dapur.
Mari kita cari ilmu tentang manajer gizi keluarga, dan terjadilah perubahan peran.
🍀Saat anak-anak memasuki dunia sekolah, mungkin kita adalah tukang antar jemput anak sekolah. Hal ini membuat kita tidak bertambah pintar di urusan pendidikan anak, karena ternyata aktivitas rutinnya justru banyak ngobrol tidak jelas sesama ibu –ibu yang seprofesi antar jemput anak sekolah.
Mari kita cari ilmu tentang pendidikan anak, sehingga meningkatkan peran saya menjadi “manajer pendidikan anak”.
Anak-anakpun semakin bahagia karena mereka bisa memilih berbagai jalur pendidikan tidak harus selalu di jalur formal.
🍀Cari peran apalagi, tingkatkan lagi…..dst
Jangan sampai kita terbelenggu dengan rutinitas baik di ranah publik maupun di ranah domestik, sehingga kita sampai lupa untuk meningkatkan kompetensi kita dari tahun ke tahun.
Akhirnya yang muncul adalah kita melakukan pengulangan aktivitas dari hari ke hari tanpa ada peningkatan kompetensi. Meskipun anda sudah menjalankan peran selama 10.000 jam lebih, tidak akan ada perubahan karena kita selalu mengulang hal-hal yang sama dari hari ke hari dan tahun ke tahun.
Hanya ada satu kata *BERUBAH atau KALAH*

Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
_SUMBER BACAAN_:
_Institut Ibu Profesional, Bunda Cekatan, sebuah antologi perkuliahan IIP, 2015_
_Hasil diskusi Nice Homework Matrikulasi IIP Batch #1, 2016_
_Irawati Istadi, Bunda Manajer Keluarga, halaman featuring, Success Mom's Story: Zainab Yusuf As'ari, Amelia Naim, Septi Peni, Astri Ivo, Ratih Sanggarwati, Okky Asokawati,Fifi Aleyda Yahya, Oke Hatta Rajasa, Yoyoh Yusroh, Jackie Ambadar, Saraswati Chasanah, Oma Ary Ginanjar, Pustaka Inti, 2009_

Review NHW #5 Kelas Matrikulasi IIP Jakarta Batch 2

BELAJAR CARA BELAJAR 
( Learning how to Learn)

Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar, bagaimana rasanya mengerjakan Nice Homework di sesi #5 ini?
Melihat reaksi para peserta matrikulasi ini yang rata ada di semua grup adalah
🍃Bingung, ini maksudnya apa?
🍃Bertanya-tanya pada diri sendiri dan mendiskusikannya ke pihak lain, entah itu suami atau teman satu grup
🍃Mencari berbagai referensi yang mendukung hasil pemikiran kita semua
🍃Masih ada yang merasakan hal lain?
Maka kalau teman-teman merasakan semua hal tersebut di atas, kami ucapkan SELAMAT 👏🏻👏🏻👏🏻
karena teman-teman sudah memasuki tahap “belajar cara belajar” 🙂
Nice Homework #5 ini adalah tugas yang paling sederhana, tidak banyak panduan dan ketentuan. Prinsip dari tugas kali ini adalah
“Semua Boleh, kecuali yang tidak boleh”
*Yang tidak boleh hanya satu, yaitu diam tidak bergerak dan tidak berusaha apapun.*
Selama ini sebagian besar dari kita hampir memiliki pengalaman belajar yang sama, yaitu “OUTSIDE IN” informasi yang masuk bukan karena proses “rasa ingin tahu” dari dalam diri kita melainkan karena keperluan sebuah kurikulum yang harus tuntas disampaikan dalam kurun waktu tertentu. Sehingga belajar menjadi proses penjejalan sebuah informasi. Sehingga wajar kalau banyak diantara kita menjadi tidak suka “belajar”, akibat dari pengalaman tersebut.
Di Institut Ibu Profesional ini kita belajar bagaimana membuat desain pembelajaran yang ala kita sendiri, diukur dari rasa ingin tahu kita terhadap sesuatu, membuat road map perjalanannya, mencari support system untuk hal tersebut, dan menentukan “exit procedure” andaikata di tegah perjalanan ternyata kita mau ganti haluan.
Ketika ada salah seorang peserta matrikulasi yang bertanya, apakah Nice Homework #5 kali ini ada hubungannya dengan materi-materi sebelumnya? TENTU IYA.
Tetapi kami memang tidak memberikan panduan apapun. Kalau teman-teman amati, bagaimana cara fasilitator memandu Nice Homework #5 kali ini?
🌸Ketika peserta bertanya, tidak buru-buru menjawab, justru kadang balik bertanya.
🌸 Ketika peserta bingung, tidak buru-buru memberikan arah jalan, hanya memberikan clue saja.
🌸Fasilitator banyak diam andaikata tidak ada yang bertanya, karena memberikan ruang berpikir dan kesempatan saling berinteraksi antar peserta.
Itulah salah satu tugas kita sebagai pendidik anak-anak. Tidak buru-buru memberikan jawaban, karena justru hal tersebut mematikan rasa ingin tahu anak.
Membaca sekilas hasil Nice Homework #5 kali ini ada beberapa kategori sbb :
🌺Memberikan teori tentang desain pembelajaran
🌺Membuat desain pembelajaran untuk diri kita sendiri
🌺Menghubungkannya dengan NHW-NHW berikutnya, sehingga tersusunlah road map pembelajaran kita di jurusan ilmu yang kita inginkan.
🌺Ada yang menggunakan ketiga hal tersebut di atas untuk membuat desain pembelajaran masing-masing anaknya.
tidak ada BENAR-SALAH dalam mengerjakan Nice homework#5 kali ini, yang ada seberapa besar hal tersebut memicu rasa ingin tahu teman-teman terhadap proses belajar yang sedang anda amati di keluarga.
Semangat belajar ini tidak boleh putus selama misi hidup kita di dunia ini belum selesai. Karena sejatinya belajar adalah proses untuk membaca alam beserta tanda-tandaNya sebagai amunisi kita menjalankan peran sebagai khalifah di muka bumi ini.
Setelah bunda menemukan pola belajar masing-masing, segera fokus dan praktekkan kemampuan tersebut. Setelah itu jangan lupa buka kembali materi awal tentang ADAB mencari ilmu. Karena sejatinya
*‘ADAB itu sebelum ILMU’*
Belajar ilmu itu mempunyai 3 tingkatan:
1⃣Barangsiapa yang sampai ke tingkatan pertama, dia akan menjadi seorang yang sombong
Yaitu mereka yang katanya telah mengetahui segala sesuatu, merasa angkuh akan ilmu yang dimiliki. Tak mau menerima nasehat orang lain karena dia telah merasa lebih tinggi. Bahkan dia juga menganggap pendapat orang yang memberikan nasehat kepadanya, disalahkannya. Selalu mau menang sendiri, tidak mau mengalah meskipun pendapat orang lain itu benar dan pendapatnya yang salah. Terkadang mengatakan sudah berpengalaman karena usianya yang lebih lama namun sikapnya masih seperti kekanak-kanakan. Terkadang ada yang berpendidikan tinggi, namun tak mengerti akan ilmu yang dia miliki. Dia malah semakin menyombongkan diri, congkak di hadapan orang banyak. Merasa dia yang paling pintar dan ingin diakui kepintarannya oleh manusia. Hanya nafsu yang diutamakan sehingga emosi tak dapat dikendalikan maka ucapannyapun mengandung kekejian.
2⃣Barangsiapa yang sampai ke tingkatan kedua, dia akan menjadi seorang yang tawadhu`
tingkatan yang membuat semua orang mencintanya karena pribadinya yang mulia meski telah banyak ilmu yang tersimpan di dalam dadanya, ia tetap merendah hati tiada meninggi. Semakin dia rendah hati, semakin tinggi derajat kemuliaan yang dia peroleh. Sesungguhnya karena ilmu yang banyak itulah yang mampu menjadikannya faham akan hakikat dirinya. Dia tak mudah merendahkan orang lain. Senantiasa santun dan ramah, bijaksana dalam menentukan keputusan suatu perkara. Dia dengan semuanya itu membuatnya semakin dicinta manusia dan insya Allah, Allah pun mencintainya.
3⃣Barangsiapa yang sampai ke tingkatan ketiga, dia akan merasakan bahwa dia tidak tahu apa-apa (stay foolish, stay hungry)
Tingkatan terakhir adalah yang teristimewa. Selalu merasa dirinya haus ilmu tetap tidak mengetahui apa-apa (stay foolish, stay hungry) meskipun ilmu yang dimilikinya telah memenuhi tiap ruang di dalam dadanya. Karena dia telah mengetahui hakikat ilmu dengan sempurna, semakin jelas di hadapan mata dan hatinya. Semakin banyak pintu dan jendela ilmu yang dibuka, semakin banyak didapati pintu dan jendela ilmu yang belum dibuka. Justru, dia bukan hanya tawadhu`, bahkan lebih mulia dari itu. Dia selalu merasakan tidak tahu apa-apa, mereka bisa tak berdaya di dalamnya lantaran terlalu luasnya ilmu.
Sampai dimanakah posisi kita? Hanya anda yang tahu.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
Sumber Bacaan :
Hasil Nice Homework #5, Peserta matrikulasi IIP Batch #2,2016
Materi Matrikulasi IIPbatch #2, Belajar cara Belajar, 2016
Materi Matrikulasi IIP batch #2, Adab Menuntut Ilmu, 2016

Scale Up Impact

Assalamu'alaikum Ibu Pembaharu... Pekan kemarin merupakan pekan terakhir perkuliahan di bunsal. Hampir 6 bulan menjalani perkuliahan ini...