Assalamu'alaikum
pembelajar...Alhamdulillah materi yang ditunggu-tunggu pada pertemuan 3 kelas
matrikulasi Institut Ibu Profesional Jakarta Batch 2 akhirnya tersaji juga dan
siap menikmati serta mencernanya. Setelah pertemuan kedua kita membahas tentang
How To Be Profesional Mother, pertemuan ketiga ini membahas tentang membangun
peradaban dari dalam rumah. Hal ini memperdalam pemahaman kita dalam
menjalankan peran sebagai ibu yang profesional, yang berpengaruh terhadap masa
depan keluarga.
Penasaran materinya
seperti apa? Berikut resume materi kelas matrikulasi pertemuan 3 IIP Jakarta.
Semangat belajar...salam
pembelajar ^_^
MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH
_Rumah
adalah taman dan gerbang peradaban
yang
mengantarkan anggota keluarganya menuju peran peradabannya_
Bunda, rumah kita adalah
pondasi sebuah bangunan peradaban, dimana kita berdua bersama suami, diberi
amanah sebagai pembangun peradaban melalui pendidikan anak-anak kita. Oleh
karena itu sebagai orang yang terpilih dan dipercaya oleh yang Maha Memberi
Amanah, sudah selayaknya kita jalankan dengan sungguh-sungguh.
Maka tugas utama kita
sebagai pembangun peradaban adalah mendidik anak-anak sesuai dengan
kehendakNya, bukan mencetaknya sesuai keinginan kita. Sang Maha Pencipta
menghadirkan kita di muka bumi ini sudah dilengkapi dengan “ _misi spesifiknya_
”, tugas kita memahami kehendakNya. Kemudian ketika kita dipertemukan dengan
pasangan hidup kita untuk membentuk sebuah keluarga, tidak hanya sekedar untuk
melanjutkan keturunan, atau hanya sekedar untuk menyempurnakan agama kita.
Lebih dari itu, kita bertemu dengan suami dan melahirkan anak-anak, adalah
untuk lebih memahami apa sebenarnya “ _peran spesifik keluarga_” kita di muka
bumi ini.
Hal ini yang kadang kita
lupakan, meski sudah bertahun-tahun menikah. Darimana kita harus memulainya?
PRA NIKAH
Buat anda yang masih
dalam taraf memantaskan diri agar mendapatkan partner membangun peradaban
keluarga yang cocok, mulailah dengan tahapan-tahapan ini:
a.
Bagaimana proses anda
dididik oleh orangtua anda dulu?
b.
Adakah yang membuat anda
bahagia?
c.
Adakah yang membuat anda
“sakit hati/dendam’ sampai sekarang?
d.
Apabila ada, sanggupkah
anda memaafkan kesalahan masa lalu orangtua anda, dan kembali mencintai,
menghormati beliau dengan tulus?
Kalau empat pertanyaan
itu sudah terjawab dengan baik, maka melajulah ke jenjang
pernikahan. Tanyakan ke calon pasangan anda ke empat hal tersebut, minta
dia segera menyelesaikannya. Karena, ORANG YANG BELUM SELESAI DENGAN
MASA LALUNYA , AKAN MENYISAKAN BANYAK LUKA KETIKA MENDIDIK ANAKNYA KELAK.
NIKAH
Untuk anda yang sudah berkeluarga, ada beberapa panduan untuk memulai membangun peradaban bersama suami anda dengan langkah-langkah sbb:
1.
Pertama temukan potensi
unik kita dan suami, coba ingat-ingat mengapa dulu anda memilih dia menjadi
suami anda? Apa yang membuat anda jatuh cinta padanya? Dan apakah sampai hari
ini anda masih bangga terhadap suami anda?
2.
Kedua, lihat diri kita,
apa keunikan positif yang kita miliki? Mengapa Allah menciptakan kita di muka
bumi ini? Sampai kita berjodoh dengan laki-laki yang sekarang menjadi suami
kita? Apa pesan rahasia Allah terhadap diri kita di muka bumi ini?
3.
Ketiga, lihat anak-anak
kita, mereka anak-anak luar biasa. Mengapa rahim kita yang dipilih untuk tempat
bertumbuhnya janin anak-anak hebat yang sekarang ada bersama kita? Mengapa kita
yang dipercaya untuk menerima amanah anak-anak ini? Punya misi spesifik apa
Allah kepada keluarga kita, sehingga menghadirkan anak-anak ini di dalam rumah
kita?
4.
Keempat, lihat
lingkungan dimana kita hidup saat ini. Mengapa kita bisa bertahan hidup dengan
kondisi alam dimana tempat kita tinggal saat ini? Mengapa Allah menempatkan
keluarga kita disini? Mengapa keluarga kita didekatkan dengan komunitas-komunitas
yang berada di sekeliling kita saat ini?
Empat pertanyaan di
atas, apabila terjawab akan membuat anda dan suami memiliki “ _misi
pernikahan_” sehingga membuat kita layak mempertahankan keberadaan keluarga
kita di muka bumi ini.
ORANGTUA TUNGGAL (SINGLE
PARENT)
Buat anda yang saat ini
membesarkan anak anda sendirian, ada pertanyaan tambahan yang perlu anda jawab
selain ke empat hal tersebut di atas.
a.
Apakah proses
berpisahnya anda dengan bapaknya anak-anak menyisakan luka?
b.
Kalau ada luka,
sanggupkah anda memaafkannya?
c.
Apabila yang ada hanya
kenangan bahagia, sanggupkah anda mentransfer energi tersebut menjadi energi
positif yang bisa menjadi kekuatan anda mendidik anak-anak tanpa kehadiran
ayahnya?
Setelah ketiga pertanyaan
tambahan di atas terjawab dengan baik, segeralah berkolaborasi dengan komunitas
pendidikan yang satu chemistry dengan pola pendidikan anda dan
anak-anak. Karena, IT TAKES A VILLAGE TO RAISE A CHILD.
_Perlu orang satu
kampung untuk mendidik satu orang anak_
Berawal dari memahami
peran spesifik keluarga kita dalam membangun peradaban, kita akan makin paham
apa potensi unik produktif keluarga kita, sehingga kita bisa senantiasa
berjalan di jalanNya. Karena
_Orang
yang sudah berjalan di jalanNya, peluanglah yang akan datang menghampiri kita,
bukan justru sebaliknya, kita yang terus menerus mengejar uang dan peluang_
Tahap berikutnya nanti
kita akan makin paham program dan kurikulum pendidikan semacam apa yang paling
cocok untuk anak-anak kita, diselaraskan dengan bakat tiap anak, potensi unik
alam sekitar, kearifan lokal dan potensi komunitas di sekitar kita. Kelak,
_anda akan membuktikan bahwa antara pekerjaan, berkarya dan mendidik anak,
bukanlah sesuatu yang terpisahkan, sehingga harus ada yang dikorbankan_
Semua akan berjalan
beriring selaras dengan harmoni irama kehidupan.
Salam Ibu Profesional,
Tim Matrikulasi IIP
_Sumber Bacaan_
1.
Agus Rifai, Konsep,
Sejarah dan Kontribusi Keluarga dalam Membangun Peradaban, Jogjakarta, 2016
2.
Harry Santosa dkk,
Fitrah Based Education, Jakarta, 2016
3.
Muhammad Husnil,
Melunasi Janji Kemerdekaan, Jakarta, 2015
4.
Kumpulan artikel,
Membangun Peradaban E-book, tanggal akses 24 Oktober 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar