Hallo bunda pembelajar...😍. Apa agenda keluarga bunda untuk weekends kali ini? Apapun agendanya, semoga bisa mendekatkan dan menguatkan kebersamaan antar anggota keluarga ya bun...aamiin. Melanjutkan postingan-postingan sebelumnya, postingan ini masih tentang pengalaman saya menyelesaikan tantangan 10 hari komunikasi produktif kuliah bunda sayang.
Weekends adalah hari-hari yang ditunggu setiap pekan karena saat weekends banyak waktu untuk bisa berkumpul bersama anggota keluarga serta banyak pilihan kegiatan yang bisa dilakukan untuk menikmati moment kebersamaan bersama keluarga. Di keluarga kami sendiri, setiap weekends kami sempatkan untuk jalan santai di pagi hari sebelum melanjutkan aktivitas lainnya. Bagi keluarga kami, jalan santai selain untuk merefresh raga agar tetap fresh setelah 5 hari dikuras tenaganya, juga bisa dijadikan sarana sebagai untuk merekatkan kebersamaan antar anggota keluarga.
Untuk hari sabtu pekan ini, karena cuaca cocok untuk beraktivitas di dalam rumah serta kondisi badan yang kurang fit, akhirnya kami memutuskan untuk tidak jalan santai. Suamipun berencana untuk pergi ke tempat kerjanya menyelesaikan pekerjaan yang harus segera diselesaikan dan saya pun meskipun awalnya hanya ingin beraktivitas di dalam rumah karena badan kurang fit, akhirnya tetap memutuskan untuk mengikuti senam hamil berharap kondisi badan bisa fresh. Setelah semuanya siap akhirnya kami berangkat bersama. Suami mengantar saya terlebih dahulu ke RSIA untuk ikut senam hamil. Setelah sampai di depan RSIA, saya masuk ke dalam dan suami pun langsung menuju kantornya.
Saya pun jalan menuju tempat pendaftaran, dan.....ternyata senamnya libur karena tanggal merah. Benar-benar di luar dugaan karena sabtu sebelumnya tidak diinformasikan kalau libur. Hati pun rasanya kacau balau. Kenapa? karena saat itu saya terlanjur tidak bawa kunci rumah dan ruangan disitu pun gelap dan tak banyak orang sehingga tidak memungkinkan menunggu sampai dijemput suami, Akhirnya saya keluar untuk mencari tempat duduk untuk menenangkan hati, tapi ternyata tidak ada kursi. Kondisi semakin heboh saat hujan mulai turun. Sembari mencari kursi tadi, saya menelpon suami terus menerus berharap suami akan berhenti dan mengangkat telepon saya karena saya berpikir jika diangkat bisa putar balik dan belum jauh. Ternyata tidak sesuai dengan yang saya perkirakan.
Tetes hujan semakin kerap kerapatannya sehingga aku memutuskan untuk pulang naik angkot meskipun tak bawa kunci rumah. Saat sudah didalam angkot, akhirnya suami pun menelepon karena ternyata baru sampai di tempat kerja. Saya pun langsung berbicara dengan nada yang panik dan terbawa emosi, akhirnya suami pun langsung balik pulang. Ya Rabb setelah menutup telepon, perasaan menyesal pun menggelayuti pikiranku. Harusnya aku tak panik, harusnya aku tenang jadi suamipun tenang saat perjalanan (merasakan belum bisa menerapkan komunikasi produktif). Akhirnya saya pun turun dari angkot dan menerobos hujan agar segera sampai di depan rumah. Sesampai di depan rumah pun saya berdiri ditemani rintik hujan menunggu suami (kebetulan pintu dan pagar tetangga kontrakan semua tertutup).
Setelah 30 menit menunggu, akhirnya suami pun datang dengan senyum serta membawa air kelapa muda dan pepaya kesukaanku (Ya Rabb perasaan bersalahku semakin menjadi). Pintu pun dibukakan dan setelah suami memarkirkan sepeda motornya, saya pun langsung dipeluk (Allah...hati semakin bertambah gemuruh, berkecamuk dalam penyesalan). Saya pun dengan lirih meminta maaf. Suami hanya senyum lalu ia memberikan segelas air kelapa muda dan meminta untuk meminumnya terlebih dahulu. Kemudian ia mengajak sholat dzuhur.
Usai sholat, seperti biasanya kami saling mencium tangan dan berpelukan. Akhirnya air mata pun tak terbendung lagi, nangis berkali-kali dipelukan suami. Saat suami mengusap air mataku dan bertanya bunda mau bilang apa, sayapun menatap wajahnya kembali tapi apadaya bibir rasanya kelu akhirnya air mata tumpah lagi dalam pelukannya sampai beberapa kali. Hingga akhirnya saya tenang dan diminta suami untuk menyampaikan apa yang sedang saya pikirkan. Saya pun meminta maaf aras kejadian tadi dan meminta maaf atas kesalahan yang telah saya perbuat selama ini.
Forum komunikasi pun dimulai. Suami meminta saya tenang dulu dan menarik nafas panjang. Setelah itu suami pun berbicara dengan tenang bahwa ia biasa saja tidak marah dan sudah memaafkan. Suami bilang, apa yang diucapkan seseorang itu sesuai dengan apa yang dirasakan. Oleh karenanya kalau terjadi kondisi yang seperti tadi, usahakan tenang dulu bunda agar nanti kalimat yang keluar pun menenangkan. Bayangkan jika tadi bunda tenang, entah makan dulu atau belanja apa gitu baru telepon ayah kembali trus bilang dengan tenang 'ayah, senamnya diliburkan dan bunda tidak bawa kunci rumah. Bagaimana ayah?'. Pastilah tanpa diminta ayah akan dengan tenang balik pulang ke rumah bunda. Jadi ini tantangan bunda untuk menerapkan komunikasi produktif. Berusahalah untuk membiasakan bersikap tenang ya bunda. 'Masalah itu ibarat ombak bunda, jika kita tenang maka ada saatnya ombak pun tenang. Tapi jika kita ikut arus ombak, kita pun akan terombang ambing bunda', begitu ungkap suami. Saya pun memperhatikan penjelasannya dengan menatap matanya dengan rasa syukur yang mengumpul di dalam dada karena Allah telah mengirimkan suami untukku yang begitu lembut dan selalu membimbingku dengan kesabarannya.
Upss..jadi panjang lebar deh ceritanya, maaf ya bun. Intinya dari kejadian ini hal yang menarik bagiku adalah sikap tenang dari suami. Saya justru banyak belajar mengenai komunikasi produktif dari suami. Suami yang sudah lebih banyak menerapkan komunikasi produktif. Hal yang perlu saya ubah dalam komunikasi produktif adalah tentang pengendalian emosi. Ini benar-benar butuh tenaga ekstra, karena hari sebelumnya, tantangan yang saya hadapi dalam komunikasi produktif adalah pengendalian emosi yang berimbas pada pemilihan kata. Bismillah...kembali menguatkan komitmen untuk terus belajar memperbarui komunikasi menuju komunikasi yang produktif. Begitulah pengalamanku di #hari5 ini, semoga bunda pembelajar diberi kemudahan juga dalam menerapkan komunikasi produktif ya bunda. Salam pembelajar...😍
#hari5
#tatangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Tidak ada komentar:
Posting Komentar